Latest Entries »

MOBILITAS SOSIAL

Setiap manusia lahir punya status yang sama dengan orang tuanya. Status yang diperoleh sejak lahir tidak bisa ditolak, tapi status yang diperoleh dapat diubah.

Mobilitas sosial adalah gerak perpindahan status sosial seseorang/sekelompok masyarakat dari satu strata sosial ke strata sosial yang lain

Ada 2 bentuk mobilitas sosial:
1. Mobilitas Horizontal :
Perpindahan status sosial yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama
Contoh :
Alih profesi dari tukang ojek ke sopir angkutan
2. Mobilitas Vertikal:
Perpindahan status seseorang / kelompok pada lapisan sosial yang berbeda/tidak sederajat

Ciri utama mobilitas ini adalah terjadinya gerak naik atau gerak turun. Gerak sosial naik disebut social climbing. Gerak sosial turun disebut social sinking.

Bentuk mobilitas yang lain:

a. Mobilitas Antargenerasi :
mobilitas yang dialami oleh dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Ada 2 bentuk mobilitas antar generasi, yaitu mobilitas antargenerasi naik dan mobilitas antargenerasi turun.

b. Mobilitas Intragenerasi, yaitu: peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama

Contoh :
Para petani yang tinggal di lereng gunung Merapi, setelah gunung meletus sawah mereka rusak, sehingga mereka beralih profesi sebagai penambang pasir

c. Mobilitas Geografis: perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain, seperti transmigrasi, urbanisasi, ruralisasi, imigrasi, emigrasi

Contoh :
Banyak warga masyarakat desa yang dulunya petani mengadu nasib ke kota untuk menjadi pedagang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS SOSIAL

  1. Ukuran keluarga
  2. Ras dan kesukuan
  3. Pendidikan
  4. Jenis kelamin dan nomor urut dalam keluarga
  5. Pernikahan
  6. Penundaan kepuasan
  7. Program-program pemerintah

FAKTOR PENDORONG MOBILITAS SOSIAL

  1. Status sosial
  2. Keadaan ekonomi, memungkinkan orang untuk melakukan suatu gerak sosial
  3. Situasi politik, memungkinkan orang untuk melakukan suatu gerak sosial
  4. Motif motif keagamaan. Ada tiga faktor pendorongnya yaitu tugas misioner, tekanan agama lain, hijrah, berpindah ke tempat lain
  5. Faktor kependudukan/demografi
  6. Keinginan melihat daerah lain
  7. Bencana alam

Faktor Penghambat / yang mengalangi Mobilitas Sosial:

  1. Perbedaan rasial
  2. Kebudayaan dan tradisi
  3. Lingkungan asal
  4. Kelas-kelas sosial
  5. Kemiskinan/ekonomi
  6. Perbedaan jenis kelamin

CARA UNTUK MELAKUKAN MOBILITAS KE ATAS

  1. Perubahan standar hidup
  2. Perubahan tempat tinggal
  3. Perubahan tingkah laku
  4. Perubahan nama
  5. Perkawinan
  6. Bergabung (afiliasi) dengan asosiasi tertentu

Pitirim A. Sorokin berpendapat :bahwa dalam gerak sosial vertikal memiliki saluran-saluran sosial dalam masyarakat yang disebut sirkulasi sosial (social circulation)

Macam-macam saluran mobilitas sosial:

  1. angkatan bersenjata
  2. lembaga keagamaan
  3. lembaga pendidikan
  4. organisasi politik,ekonomi, dan keahlian
  5. lembaga perkawinan

AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH MOBILITAS SOSIAL SECARA POSITIF :
– Orang akan berusaha utk berprestasi/ maju karena ada kesempatan untuk pindah strata.
– Mobilitas sosial akan mempercepat tingkat perubahan sosial dalam masyarakat ke arah yang lebih baik.
DAMPAK DARI MOBILITAS SOSIAL
Kalau di dalam masyarakat terjadi mobilitas yang kurang harmonis maka akan timbul benturan benturan nilai dan kepentingan. konsekuensinya :
– konflik antarkelas
– konflik antarkelompok sosial
– konflik antargenerasi

Kemungkinan lain, akan terjadi penyesuaian kembali setelah konflik

Bentuk penyesuaian kembali (akomodasi):

  1. Koersi, yaitu penyelesaian konflik melalui paksaan/kekerasan.
  2. Kompromi:mMasing-masing pihak mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian
  3. Arbitrasi : penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dapat memberikan keputusan mengikat.
  4. Mediasi: penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang bersifat netral. Kedudukannya hanya sebagai penasehat
  5. Konsiliasi: usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai kesepakatan, melalui lembaga tertentu
  6. Toleransi: usaha untuk menghargai pendapat orang lain tanpa harus memaksakan kehendak sendiri
  7. Ajudikasi, merupakan penyelesaian konflik melalui pengadilan
  8. Stalemate: pihak-pihak yang bertikai berhenti konflik pada titik tertentu

Penyesuaian terhadap program yang diakibatkan oleh adanya mobilitas sosial antara lain:

  1. Perlakuan baru untuk masyarakat kelas sosial atau gerenasi tertentu, misalnya: di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan semua warga mendapat hak dan kedudukan yang sama
  2. Penerimaan individu / kelompok warga dalam kedudukan yang baru, misalnya: pejabat yang sudah pensiun diperlakukan sebagai rakyat biasa
  3. Penggantian dominasi dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat, misalnya: setelah Indonesia merdeka semua warga punya hak untuk memperoleh jabatan di pemerintahan

Gerakan sosial ( social movement ) berbeda dengan mobilitas sosial karena gerakan sosial merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif.

Secara formal gerakan sosial diidentifikasi sebagai suatu kolektifitas yang melakukan kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk menunjang / menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang mencakup kolektivitas itu sendiri ( turner dan killian )
Gerakan sosial biasanya lahir dari kelompok yang tidak puas dengan keadaan, atau bisa saja muncul karena rasa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri. Gerakan sosial dijadikan wadah sebagai tempat penyaluran kegagalan pribadi
Ada beberapa alasan orang ikut dalam gerakan sosial :
Orang merasa bosan
Orang merasa tidak cocok dengan keadaan
Orang yang seharusnya kreatif tetapi tidak mampu berkreasi
Orang dari golongan minoritas
Orang yang bersalah

Contoh gerakan sosial yang sifatnya menunjang atau menolak perubahan
Gerakan orang tua asuh utk menjembatani adanya kesenjangan sosial
Gerakan reformasi yang ingin menata kembali kehidupan masyarakat yang telah rusak karena adanya penyimpangan yang terjadi
Gerakan sosial menuntut berdirinya pemerintah daerah terpisah dari pemerintah pusat
Gerakan sosial yang menuntut seseorang turun dari jabatannya karena tidak puas dengan hasil kerjanya
Masuk akal jika orang yang merasa kecewa / gagal lebih tertarik dengan gerakan sosial dari pada mereka yang hidupnya senang dan merasa puas

BAHAN DISKUSI
Bagaimana pengalamanmu melakukan mobilitas sosial ?
Apakah dalam keluargamu atau lingkunganmu terdapat mobilitas antar generasi/ intragenerasi? Berikan contoh dan penjelasan !
Masyarakat jepang relatif homogen. Jepang termasuk negara yang termaju di dunia. Melihat kenyataan ini, apakah perbedaan dapat menghambat atau justru mendorong kemajuan suatu negara ? jelaskan !
Faktor apa saja yang menjadi penghambat dominan mobilitas sosial di daerahmu ? coba jelaskan!

BAB 3: GEJALA SOSIAL

A. GEJALA SOSIAL
Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku individu lain di sekitar masyarakat.
Gejala sosial merupakan suatu fenomena sosial.
Kajian fenomena sosial:
– Norma sosial
– Kelompok sosial
– Lapisan masyarakat
– Proses sosial
– Perubahan sosial budaya

Fenomena sosial: gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan sosial.
Salah satu fenomena sosial yang terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari adalah adanya masalah-masalah sosial yang timbul baik dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat.
Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal sebagaimana dikehendaki masyarakat yang bersangkutan.
Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis.
Hal tersebut disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan.
Gejala-gejala abnormal tersebut dinamakan masalah-masalah sosial.

Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif.
Contoh: kesenjangan sosial, trend boyband/girlband Korea, pencemaran lingkungan, dll.
Kriteria masalah sosial
Kriteria utama masalah sosial yaitu: tidak adanya kesesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial.
Jadi, unsur pokok atau utama dari masalah sosial adalah adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kondisi-kondisi nyata kehidupan.

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial..
Ada bentuk 4 masalah sosial :
Masalah sosial dari faktor ekonomis, seperti kemiskinan dan pengangguran.
Masalah sosial dari faktor biologis, seperti penyakit menular.
Masalah sosial dari faktor psikologis, seperti penyakit syaraf dan bunuh diri.
Masalah sosial dari faktor kebudayaan, seperti perceraian dan kenakalan remaja
Contoh masalah sosial
Kemiskinan
Kejahatan
Disorganisasi keluarga
Masalah Generasi muda
Peperangan
Pelanggaran norma sosial dalam masyarakat
Masalah kependudukan
Penyimpangan Sosial
B. NILAI SOSIAL
Nilai sosial adalah sebuah konsep abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk , indah atau tidak indah , dan benar atau salah .

Nilai sosial menurut Notonegoro
1. Nilai Material
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia
Misalnya makanan, air, pakaian
nilai material relatif lebih mudah diukur
2. Nilai Vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat melakukan aktivitas
Contohnya buku dan alat tulis bagi pelajar dan mahasiswa, kalkulator bagi auditor
3. Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia

a. Nilai kebenaran: bersumber pada unsur akal manusia
b. Nilai keindahan: bersumber pada unsur rasa indah (estetis)
c. Nilai kebaikan/nilai moral: bersumber pada kodrat manusia (kehendak, kemauan)
d. Nilai religius: bersumber pada kepercayaan dan keyakinan manusia
Klasifikasi nilai berdasarkan cirinya
1. Nilai Dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya.

Contoh :
Seorang pelajar akan berangkat ke sekolah, melihat temannya kecelakaan, dia memilih menolong temannya dan membawa ke rumah sakit

2. Nilai yang mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan, sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar).

Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah

Contoh nilai yang mendarah daging:
a. seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab
b. guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan merasa gagal dalam mendidik anak tersebut.

C. Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi adalah proses belajar individu menerima dan menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya.
PROSES SOSIALISASI
1. Role Taking Theory

dalam proses ini seseorang belajar mengetahui peran apa yang harus dijalankan dirinya dan orang lain (George Herbert Mead)

Tahap perkembangan diri manusia
Preparatory Stage (0-2 th)
Play Stage (2-4 th)
Game Stage (4-6 th)
Generalized Other (>6 th)

a. Preparatory Stage
Pada tahap persiapan ini, seorang anak mengamati apa yang dilakukan orang lain
Ia mencoba mengenali setiap perilaku orang lain yang ada di sekitarnya

b. Play Stage

Dalam tahap ini seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran (menirukan) orang-orang di sekitarnya yang sering berinteraksi dengannya.
meniru orang tua, berperan sebagai polisi atau dokter.
Ia belum memahami mengapa peran itu dilakukan

c. Game Stage
Pada tahap ini seorang anak telah mengetahui peran apa yang harus dijalankannya, dan peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi
Contoh: dalam bermain sepak bola, ia menyadari adanya peranan sebagai wasit, kiper, atau penjaga garis.

d. Generalized Other
Pada tahap ini seorang anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas
Ia mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat dan mampu memahami peran dirinya dan peran orang lain

2. Looking Glass Self Theory
Diperkenalkan oleh Charles Horton Cooley
Seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain.
Diri seseorang merupakan sebuah produk sosial, yaitu sebuah produk interaksi sosial
Analogi : cermin
Cermin selalu memantulkan apa yang ada di depannya
Seseorang memantulkan apa yang dirasakannya sebagai tanggapan masyarakat terhadap dirinya.

Faktor-faktor pembentukan kepribadian
a. Warisan biologis
Warisan biologis (faktor keturunan) merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian
Setiap warisan biologis juga bersifat unik
Karakteristik fisik yang sama belum tentu memiliki kepribadian yang sama
Orang tua tetap memberikan pengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak

b. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik atau geografis (termasuk iklim dan topografi) mempengaruhi kepribadian seseorang
Setiap orang yang tinggal di lingkungan fisik yang berbda, akan berbeda pula pola perilakunya.
Orang yang tinggal di daerah pegunungan dan yang tinggal di pantai akan berbeda perilaku dan kepribadiannya.

c. Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, untuk memahami lingkungan dan pengalamannya, serta dijadikan sebagai pedoman hidup anggota masyarakat
Setiap kebudayaan menyediakan seperangkat norma yang berbeda dari satu masyarakat dengan masyarakat yang lain, dan mempengaruhi kepribadian anggotanya.

d. Faktor Pengalaman Kelompok
Sepanjang kehidupan seseorang, pasti ada gagasan-gagasan dan norma-norma kelompok-kelompok tertentu yang diserap oleh seseorang.
Kelompok keluarga adalah kelompok pertama yang akan dilalui oleh individu dan mungkin yang memiliki peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Kelompok lain yang menjadi referensi individu dalam membentuk kepribadiannya adalah kelompok bermain. Peranan kelompok bermain ini akan semakin berkurang pengaruhnya seiring dengan pertambahnya usia seseorang.

e. Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu memiliki kepribadian yang sama.
Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang menyamainya.
Itulah mengapa dua orang individu yang hidup pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang yang lahir kembar sekalipun.

Dari kelima faktor tersebut, sosiologi menekankan pada faktor kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik

Bagan sosialisasi

1. Agen/Media Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi.
Ada empat agen sosialisasi yang utama,
a. Keluarga
Unit terkecil dalam masyarakat
Keluarga penting dalam sosialisasi karena merupakan tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian individu

Ada 2 bentuk keluarga:
Keluarga inti/batih (nuclear family)
Terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang belum menikah
Keluarga luas (extended family)
Terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga yang lain (cucu, menantu, keponakan, nenek/kakek)

Menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
b. Kelompok sebaya (peer group)
Teman pergaulan (teman bermain/ kelompok sebaya) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah.

Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja.
Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.

c. Sekolah
Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity).

Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

d. Media massa
Jenis:
media cetak (surat kabar, majalah, tabloid)
media elektronik (radio, televisi, video, film).
pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Media massa yang paling efektif mempengaruhi kepribadian adalah televisi
Contoh:
Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.

2. Bentuk-bentuk Sosialisasi
Sosialisasi Primer  Sosialisasi pertama (dini) yang diterima oleh seseorang dari lingkungan keluarganya.
Proses sosialisasi ini terjadi ketika seorang anak berusia 0-4 tahun.
Peran keluarga dalam sosialisasi ini sangatlah penting  orang tua harus mampu memberikan bimbingan dan arahan dalam kelompoknya baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Sosialisasi Sekunder  Merupakan kelanjutan dari sosialisasi primer.
sosialisasi tahap kedua yang terjadi di luar lingkungan keluarga  individu yang mulai bersosialisasi diperkenalkan ke sektor baru.
Dalam sosialisasi sekunder, sang anak mulai dapat berpikir dan berwawasan luas.
Sosialisasi sekunder adalah proses  sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat.
Sosialisasi sekunder mengajarkan nilai-nilai baru di luar lingkungan keluarga seperti di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, dan lingkungan kerja.

3. Tipe sosialisasi
Agar sosialisasi dapat berjalan lancar, tertib dan berlangsung terus menerus maka terdapat dua tipe sosialisasi yaitu formal dan informal.
Informal, sosialisasi ini terdapat dalam pergaulan sehari-hari yang bersifat kekeluargaan.
Contoh: antara teman, sahabat dan kelompok social yang ada dalam masyarakat.

Formal  terbentuk melalui lembaga yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat yang memiliki tugas khusus dalam mensosialisasikan nilai, norma dan peranan-peranan yang harus dipelajari oleh masyarakat.
Contoh: pendidikan di sekolah atau pendidikan militer

4. Pola Sosialisasi
Ada 3 pola sosialisasi di keluarga:
Sosialisasi represif (repressive socialization)
menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan.
Ciri-ciri:
penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan.
Penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua.
Penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah,
penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan keinginan orang tua, dan peran keluarga sebagai significant other.

Sosialisasi partisipatoris (participatory socialization)
merupakan pola di mana anak diberi imbalan ketika berprilaku baik.
Ciri-ciri:
hukuman dan imbalan bersifat simbolik.
Dalam proses sosialisasi ini anak diberi kebebasan.
Penekanan diletakkan pada interaksi dan komunikasi bersifat lisan yang menjadi pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak.
Keluarga menjadi generalized other.

Sosialisasi Equilibrium
Sosialisasi yang menggabungkan kedua pola sosialisasi sebelumnya (represif dan partisipatoris)

Tujuan Sosialisasi: Sosialisasi bertujuan agar anak hidup dengan baik di masyarakat
Kepribadian seeorang tergantung pada proses sosialisasi yang ada
Jika proses sosialisasi tidak berjalan dengan baik, maka akan timbul kepribadian yang berbeda dan bahkan bertentangan dengan kepribadian generasi sebelumnya.
Jadi, kepribadian terbentuk melalui proses sosialisasi.

D. Penyimpangan Sosial (Social Deviation)
Penyimpangan Sosial: yaitu semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang atau perilaku abnormal itu. (Robert M.Z Lawang)

Dalam kamus istilah sosilogi, deviation diartikan sebagai pola perilaku yang menyimpang dari kaidah-kaidah dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.
Faktor pendorong orang melakukan perbuatan menyimpang
Sikap mental yang tidak sehat
Dorongan kebutuhan ekonomi
Pelampiasan kekecawaan yang mendalam
Pengaruh media massa
Keinginan dipuji orang lain

Penyebab Perilaku menyimpang
1. Karena sosialisasi yang tidak sempurna
“seseorang menyerap nilai dan norma dari masyarakat, tapi dlm proses penyerapan mengalami gangguan, karena ketidaksepadanan pesan-pesan yang disampaikan”
Contoh:
Orang tua yang memanjakan anak sehingga anak tidak bisa memilah mana yang baik dan yang buruk.

2. Karena sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang

Suatu kebudayaan khusus yang memiliki norma yang bertentangan dengan budaya dominan
Lingkungan yang tidak baik, maka bisa saja perilaku menyimpang ditransmisikan pada warganya
contoh:
Di lingkungan kumuh anak-anak pemulung berkenalan dengan berbagai perilaku menyimpang
Seseorang bergaul dengan orang yang berperilaku menyimpang, misal pemabuk lambat laun akan terpengaruh

Sifat penyimpangan :
1) Penyimpangan bersifat positif
Penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya wawasan seseorang.
Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai perkembangan zaman.
Misalnya: emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan wanita karier.
2) Penyimpangan bersifat negatif
Penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk.
Bobot penyimpangan negatif didasarkan pada kaidah sosial yang dilanggar.
Pelanggaran terhadap kaidah susila dan adat istiadat pada umumnya dinilai lebih berat dari pada pelanggaran terhadap tata cara dan sopan santun.
BENTUK PERILAKU MENYIMPANG
Penyimpangan Primer
Penyimpangan Sekunder
1. Penyimpangan primer (primary deviation)
 penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat temporer dan tidak berulang-ulang.
Seseorang yang melakukan penyimpangan primer masih diterima di masyarakat karena hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang tersebut.
Misalnya, siswa yang terlambat, pengemudi yang sesekali melanggar peraturan lalu lintas, dan orang yang terlambat membayar pajak.

2. Penyimpangan sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan sekunder merupakan perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga berakibat cukup parah serta menganggu orang lain.
Perilaku menyimpang sekunder tidak dapat ditoleransi masyarakat

Misalnya orang yang terbiasa minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk, serta seseorang yang melakukan tindakan pemerkosaan.
Tindakan penyimpangan tersebut cukup meresahkan masyarakat dan mereka biasanya di cap masyarakat sebagai “pencuri”, “pemabuk”, “penodong”, dan “pemerkosa”. Julukan itu makin melekat pada si pelaku setelah ia ditangkap polisi dan diganjar dengan hukuman.
Berdasarkan jumlah pelaku, perilaku menyimpang dibedakan menjadi 2:
a. Penyimpangan individual/personal  suatu perilaku pada seseorang dengan melakukan pelanggaran terhadap suatu norma pada kebudayaan yang telah mapan akibat sikap perilaku yang jahat atau terjadinya gangguan jiwa pada seseorang.

b. Penyimpangan Kolektif  suatu perilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga menimbulkan keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan serta tindak kriminalitas lainnya
Jenis-jenis penyimpangan
a) perilaku menyimpang yang dilihat dan dianggap sebagai kejahatan
b) penyimpangan seksual (perilaku seksual yang lain dari biasanya)
c) bentuk-bentuk konsumsi yang berlebihan seperti alkoholisme, kecanduan narkoba, dan sebagainya.
d) Gaya hidup (life style) yang berbeda dari yang lainnya, seperti geng, perjudian, dan sebagainya.

a) Tindakan Kriminal / Kejahatan

Kejahatan merupakan perilaku yang merugikan orang lain dan melanggar hukum, baik direncanakan ataupun tidak direncanakan

Yang termasuk dalam tindakan kriminal adalah pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan.
Tindakan ini biasanya mengakibatkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa (masuk kedalam KUHP/ Kitab Undang-undang Hukum Pidana).

Tipe kejahatan :
a. Kejahatan tanpa korban (crime without victim)
Tidak merugikan orang lain akibat tindak pidana orang tersebut. Contoh : Perbuatan judi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan obat bius, dll.

b. Kejahatan Terorganisasi (organized crime)
Pelaku kejahatan merupakan komplotan yang melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum.
Misalnya komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur, perjudian gelap, dll.
Melibatkan hubungan antarnegara. Contoh jaringan narkoba internasional.

c. Kejahatan korporat (corporate crime)
Dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Misalnya suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai dan mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.

d. Kejahatan kerah putih (white collar crime)
Mengacu pada kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya.
Contoh, penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan oleh pemilih perusahaan, dll.

e. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime), merupakan kejahatan konvensional seperti perampokan, pencurian dan lainnya. Kejahatan kerah biru biasanya dilakukan oleh golongan yang berasal dari golongan bawah/kelas pekerja.
b). Penyimpangan Seksual

penyimpangan sosial adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan.
Perzinahan (hubungan seksual di luar nikah)
Lesbianisme (hubungan seksual yang dilakukan oleh sesama wanita)
Homoseksual (hubungan seksual yang dilakukan oleh sesama pria)
Kumpul kebo (hidup seperti suami istri tanpa nikah)
Dll.

c). Penyimpangan dalam bentuk konsumsi yang berlebihan
Konsumsi yang berlebihan tersebut dapat berupa narkoba dan minum minuman keras
Pemakaian dan pengedaran obat terlarang merupakan bentuk penyimpangan dari nilai dan norma sosial maupun agama.

Remaja memakai narkotika dan obat terlarang karena :
Ingin membuktikan keberanian dengan melakukan tindakan berbahaya.
Ingin tahu dan iseng
Ingin menunjukkan tindakan menentang
Ingin mencari dan menemukan arti hidup yang semu
Solidaritas semu
Ingin mencari pengalaman emosional dan melepaskan diri dari kesepian
Ingin mengisi kebosanan
Ingin menghilangkan kegelisahan.
d). Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup
Sikap arogansi : kesombongan terhadap sesuatu yang dimilikinya seperti kekayaan, kekuasaan, dan kepandaian.
Sikap Eksentrik : perbuatan yang menyimpang dari biasa sampai dianggap aneh, seperti anak laki-laki memakai anting atau benda lainnya yang dikenakan wanita.

E. Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah proses untuk membina, mengajak warga masyarakat ke arah kepatuhan atau ketaatan terhadap nilai dan kaidah dinamakan dengan pengendalian sosial (social control).
Pengendalian Sosial adalah segala proses, baik yang direncanakan ataupun tidak, yang bersifat mendidik untuk mengajak atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku. (Soerjono Soekanto)

Pengertian Pengendalian Sosial
Peter L. Berger:
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya agar bertindak menurut nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Roucek:
Pengendalian sosial adalah proses terencana yang bertujuan untuk menganjurkan, membujuk, atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok.
Proses pengendalian sosial tersebut dapat dilakukan oleh:
individu terhadap individu
kelompok terhadap kelompok lainnya
Individu terhadap kelompok
kelompok terhadap individu lainnya
Pengendalian sosial berlangsung setiap hari sekalipun tidak disadari oleh manusia itu sendiri.

Fungsi Pengendalian Sosial

Koentjaraningrat menyebut sekurang-kurangnya lima macam fungsi pengendalian sosial, yaitu :

  1. Mempertebal keyakinan masyarakat tentang kebaikan norma.
  2. Memberikan imbalan kepada warga yang menaati norma.
  3. Mengembangkan rasa malu
  4. Mengembangkan rasa takut
  5. Menciptakan sistem hukum

Tujuan Pengendalian Sosial

  • Agar dapat terwujud keserasian dan ketentraman dalam masyarakat
  • Agar pelaku penyimpangan dapat kembali mematuhi norma -norma yang berlaku
  • Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma sosial yang berlaku baik dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan

Sifat Pengendalian Sosial
1. PREVENTIF
Tindakan pengendalian sosial sebelum terjadi pelanggaran
Contoh:
Ibu menasehati kakak agar tidak bergaul dengan anak-anak yang sering mangkal di ujung gang, karena mereka adalah pemakai narkoba
2. REPRESIF
Pengendalian sosial setelah terjadi pelanggaran
Contoh:
hukuman penjara atau rehabilitasi bagi pengguna narkoba
CARA PENGENDALIAN SOSIAL
1. PERSUASIF
Pengendalian sosial tanpa kekerasan, biasanya melalui nasihat, ajakan, bujukan.
Ada 2 macam pengendalian sosial secara persuasif:
Pengendalian LisanPengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.
Pengendalian SimbolikPengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain. Contoh : Spanduk, poster, Rambu Lalu Lintas, dll.

2. KOERSIF
Pengendalian sosial dengan kekerasan, apabila secara persuasif tidak bisa dilakukan
Misal: penggusuran pemukiman kumuh atau pedagang liar di kaki lima
Pembubaran demonstrasi mahasiswa menggunakan water cannon

Koersif ada 2 macam:
Compulsion
Pemaksaan terhadap sesesorang agar taat dan patuh pada aturan serta norma-norma yang berlaku
Pervasion
Penanaman norma secara berulang-ulang agar masuk ke dalam kesadaran orang agar orang tersebut mau mengubah perilakunya. Misalnya dengan bimbingan yang terus menerus.

Lembaga pengendalian sosial
Lembaga Formal:
Polisi
Pengadilan
Sekolah
Lembaga Informal:
Tokoh masyarakat
Pengandilan adat
Keluarga
Mahasiswa

A. Hakikat Keberagaman dan Kesetaraan Sosial
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai pulau dan daerah yang memiliki karakteristik yang berbeda
Adanya perbedaan tersebut membuat bangsa Indonesia memiliki beragam budaya, adat istiadat, suku bangsa, dan lain-lain.
Keberagaman ini mendorong setiap individu yang berasal dari setiap daerah memiliki tingkah laku dan aktivitas yang berbeda-beda.
Perbedaan inilah yang menyebabkan keberagam- an sosial.

1. Keberagaman Sosial
Faktor pendorong keberagaman:
Faktor bawaan yang dibawa individu sejak lahir
Faktor lingkungan, baik lingkungan alam, lingkung-an keluarga, dan lingkungan masyarakat.
Faktor waktu yang mengisi kehidupan manusia
Adanya interaksi yang membawa perubahan dan perkembangan manusia.
Keberagaman individu terletak pada perbedaan perse- orangan, sedangkan keberagaman sosial terletak pada keberagaman masyarakat yang satu dengan yang lainnya
Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas kelompok-kelompok, yang tinggal bersama dalam suatu wilayah, tetapi terpisah menurut garis budaya masing-masing.
Kemajemukan suatu masyarakat patut dilihat dari dua variabel yaitu kemajemukan budaya dan kemajemukan sosial.

Kemajemukan budaya ditentukan oleh indikator- indikator genetik-sosial (ras, etnis, suku), budaya (kultur, nilai, kebiasaan), bahasa, agama, kasta, ataupun wilayah.
Kemajemukan sosial ditentukan indikator-indikator seperti kelas, status, lembaga, ataupun power.

2. Kesetaraan Sosial
Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki ting- kat atau kedudukan yang sama.
Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain.

Dalam masyarakat terdapat tiga macam kedudukan, yaitu:
Ascribed status : status yang dimiliki secara otomatis / tanpa usaha, contoh: kasta, kebangsawanan
Achieved status : status yang diperoleh dengan usaha atau disengaja, contoh: pendidikan, dll
Assigned status : status yg diperoleh karena jasa-jasa-nya (karena pemberian/penghargaan), contoh: penghargaan (tanda jasa), gelar pahlawan.

B. Faktor Penyebab Keberagaman Sosial
Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, agama, bahasa, kesenian, dan kedaerahan yang diang-gap sebagai karakteristik dalam kehidupan sosial.
Keberagaman tersebut dianggap sebagai ciri masyara- kat Indonesia yang bersifat majemuk
Istilah ‘majemuk’ diperkenalkan oleh Furnivall untuk menggambarkan masyarakat Indonesia pada masa Hindia Belanda.

Karakteristik masyarakat majemuk

Pierre L. Van den Berghe mengemukakan karakteristik masyarakat majemuk:

  1. terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain
  2. memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer
  3. kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar
  4. secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain
  5. secara relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan dalam bidang ekonomi
  6. adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain

Meskipun masyarakat Indonesia bersifat majemuk, namun manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajat.
Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak terlepas dari faktor penyebabnya.
Faktor penyebab keberagaman sosial, yaitu:
.
a. Faktor Sejarah
Berdasarkan sejarahnya, bangsa Indonesia pernah dijajah oleh bangsa Barat
Bangsa Barat yang pernah menjajah Indonesia antara lain Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda
Berdasarkan sejarah panjang bangsa Indonesia menjadikan Indonesia memiliki keragaman, baik dari agama, stratifikasi sosial, suku bangsa, budaya, bahasa, dan lain sebagainya.

b. Faktor Geografis
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan mau- pun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya.
Aktivitas penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah serta kondisi peraian.
Secara geografis wilayah Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, yaitu Benua Asia dengan Benua Australia. Sedangkan samudra yang membatasi adalah Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari keadaan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.

Latar Belakang Keanekaragaman Masyarakat Indonesia
1. Kondisi geografis
Perbedaan kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dengan relief beranekaragam dan satu dengan lainnya dihubungkan oleh laut dangkal, serta adanya masyarakat yang terisolasi melahirkan suku bangsa yang memiliki budaya yang beraneka ragam pula.

2. Letak Indonesia di perlintasan Jalur Perdagangan
Indonesia terletak di antara dua samudera dan dua benua. Besarnya pengaruh asing dalam membentuk keaneka- ragaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara lain pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa menyebabkan tumbuhnya bermacam-macam agama di Indonesia
3. Topografi dan Pluralitas Regional
Iklim yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lain menimbulkan kondisi alam yang berbeda, sehingga menyebabkan keaneka- ragaman mata pencaharian.

C. Keberagaman dalam dinamika Sosial
Struktur masyarakat Indonesia yang beragam ditandai oleh ciri-ciri yang unik.
Secara horizontal, mereka ditandai oleh adanya kesa- tuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan- perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, perbedaan adat, serta perbedaan kedaerahan.
Sedangkan secara vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah suatu proses perolehan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat yang berbeda satu sama lain atas dasar-dasar tertentu yang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang lebih tinggi atau lebih rendah
Perbedaan dalam diferensiasi sosial merupakan perbe- daan secara horizontal
Diferensiasi bisa berkembang menjadi stratifikasi apabila perbedaan ras dan kewajiban tersebut dijadikan seba- gai ukuran untuk memperoleh hak istimewa

1. Diferensiasi berdasar ras
Ras adalah ketegori individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu yang sama (Bruce J. Cohen).
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama (Horton dan Hunt).
Diferensiasi Ras Menurut A.L. Kroeber
Ras Austroloid mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
Ras Mongoloid mencakup Asiatic Mongoloid, Malayan Mongoloid, American Mongoloid.
Ras Kaukasoid mencakup Nordic, Alpine, Mediteranian, Indic.
Ras Negroid mencakup African Negroid, Negrito, Melanesian.
Ras Khusus mencakup Bushman, Veddoid, Polynesian, Ainu.

2. Suku Bangsa (Etnik)
Masyarakat yang tersebar di berbagai pulau akan memiliki perbedaan budaya
Suku bangsa adalah kelompok masyarakat yang memiliki kesamaan budaya dan seringkali memiliki bahasa yang sama.
Mereka percaya memiliki ikatan darah dan nenek moyang yang sama.
Ciri Mendasar Dari Suku Bangsa
suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:

  • Ciri fisik
  • Bahasa daerah
  • Kesenian
  • Adat-istiadat

3. Diferensiasi Agama
Pada prinsipnya manusia adalah makhluk yang memiliki rasa kagum terhadap sesuatu yang dianggap lebih hebat dari dirinya.
Atas dasar itu kita sangat sulit menyatakan bahwa kepercayaan sendiri lebih baik dari kepercayaan yang lain.
Dalam perkembangannya agama mempengaruhi ma- syarakat dan juga sebaliknya sehingga terjadi interaksi yang dinamis.
Komponen-komponen Agama:

  • Emosi keagamaan
  • System keyakinan
  • Upacara keagamaan
  • Tempat ibadah
  • Umat

4. Diferensiasi Jenis Pekerjaan
Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya.
Profesi biasanya berkaitan dengan suatu keterampilan khusus.
Perbedaan profesi biasanya berpengaruh terhadap perilaku sosialnya.
Contoh: nelayan memiliki kehidupan yang lebih keras dibandingkan masyarakat yang tinggal di pengunungan

5. Diferensiasi Jenis Kelamin
Pada masyarakat tertentu, perbedaan jenis kelamin menentukan tingkatnya.
Gender: perilaku yang diharapkan masyarakat sesuai dengan jenis kelaminnya.
Alasan keluarga mementingkan anak laki-laki dari pada anak perempuan:

  • Alasan tenaga kerja
  • Meneruskan keturunan terutama pada masyarakat patrilineal
  • Menjaga anak perempuan lebih sulit dibanding laki-laki

Diskriminasi Gender
Perempuan dianggap sebagai warga kelas dua
Alasan perlakuan tersebut:
Wanita dianggap makhluk lemah (hamil, datang bulan, fisik lebih lemah)
Emosional dan sensitif (mudah iba, menangis)

6. Diferensiasi Klan
Klan diartikan sebagai perbedaan masyarakat berdasar- kan garis keturunan yang sama, umumnya terjadi di masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
Patrilineal adalah klan yang berasal dari garis keturunan ayah.
Matrilineal adalah klan yang berasal dari garis keturunan ibu
Bagan kekerabatan

patrilineal

patrilineal

matrilineal

matrilineal
contoh suku bangsa dengan kekerabatan patrilineal
Masyarakat Batak (sebutan Marga)
Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun, Paranginangin.
Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.

contoh suku bangsa dengan kekerabatan matrilineal
Klen atas dasar garis keturunan ibu, antara lain terdapat pada masyarakat :
Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampung- kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo, Dalimo, Kampai dan sebagainya.
Masyarakat Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan system matrilineal.
Ciri-ciri Klan:
– Genealogis: kesatuan ikatan darah atau keturunan yang sama
– Religius magis: ikatan yang tak tampak  dilihat pada kesakralan hubungan kekeluargaan klan.
– Tradisional: berkaitan dengan adat istiadat

Stratifikasi Sosial (Pelapisan Sosial)
PENGERTIAN
Pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). (Pitirim A. Sorokin)

Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan- lapisan di bawahnya.
SEBAB-SEBAB TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL

Adanya sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya.

Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terha- dap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat.
PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai
berikut:
a. Terjadinya dengan sendirinya/secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.

b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama: dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, ketentaraan.
Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial:

  • Ukuran kekayaan
  • Ukuran kekuasaan dan wewenang
  • Ukuran kehormatan/keturunan
  • Ukuran ilmu pengetahuan

Sifat Stratifikasi Sosial
A. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi di mana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja.

lapisan tertutup
Contoh:
Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

B. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)

Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobili-tas sosial, baik vertikal maupun horisontal.

gambar stratifikasi terbuka
Contoh:
Seorang miskin karena usa-hanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
C. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.

lapisan campuran
Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
D. Interseksi dalam Keberagaman Sosial
menurut Peter M. Blau ada 2 bentuk struktur sosial:
Interseksi sosial (Intersected )
Kenggotaan kelompok-kelompok sosial yang saling bersilangan.
Konsolidasi sosial (Consolidated)
Penguatan atau peneguhan kelompok sosial melalui tumpang tindih keanggotaan

Saluran Interseksi
a. Saluran ekonomi yang dapat dilakukan melalui perda-gangan dan perindustrian
b. Saluran sosial dapat dilakukan melalui pendidikan dan perkawinan
c. Saluran politik yang dilakukan antarnegara sehingga akan terjadi proses interseksi di antara para pejabat atau utusan dari masing-masing negara

Interseksi sebagai proses sosial di masyarakat memiliki pengaruh bagi kemajemukan masyarakat. Pengaruh tersebut adalah :
Meningkatnya solidaritas dalam kelompok sosial
Adanya pembedaan juga dapat menimbulkan konflik sosial
E. Keberagaman dan Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial
Setiap manusia dilahirkan sama atau setara antara satu dengan lainnya, meskipun dalam masyarakat, terdapat keragaman identitas.
Kesetaraan dan keberagaman yang ada di masyarakat menunjukkan tingkatan yang sama, kedudukan yang sama meskipun dalam masyarakat yang majemuk.
Adanya kesetaraan dan keberagaman sosial di masya- rakat dapat memberikan kekayaan sosial.
1. Keberagaman sebagai Kekayaan Sosial
Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk.
Seperti di Indonesia, adanya masyarakat majemuk dapat dikarenakan kemajemukan etnik atau suku bangsa.
Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata/lembaga sosial.
Etnik atau suku bangsa menjadi identitas sosial budaya seseorang.
Artinya, identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, dan kepercayaan yang bersumber dari etnik di mana ia berasal.
2. Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial
Hubungan antarmanusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya memiliki sifat timbal-balik.
Artinya, individu yang menjadi anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban.
Beberapa hak dan kewajiban telah ditetapkan dalam undang-undang (konstitusi) dan telah menjadi hak dan kewajiban asasi, seperti yang tercantum dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945. Pada pasal tersebut jelas mengakui adanya kesetaraan dan kesederajatan yang diakui oleh Negara melalui UUD 1945
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata-pranata sosial. Salah satu contohnya adalah pranata/lembaga politik dan lembaga hukum.
Lembaga politik berfungsi untuk memelihara ketertiban, keamanan, dan melaksanakan kesejahteraan.
Lembaga hukum menjadi kontrol yang adil dalam mendukung dan mendorong terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata.
F. Masalah Keberagaman dan Solusinya dalam Kehidupan Masyarakat

Indonesia yang terdiri dari beberapa daerah dapat memberikan keberagaman, baik dalam kehidupan sosial maupun budaya.
Adanya keberagaman ini juga dapat memicu muncul-nya konflik.
Oleh karena itu, kita harus selalu menghormati dan menghargai perbedaan yang ada dalam masyarakat agar dapat mencegah munculnya konflik.
1. Masalah Keberagaman di Masyarakat
Keberagaman bangsa Indonesia yang terdiri dari ada- nya perbedaan suku bangsa, bahasa, status sosial; mata pencaharian dapat berpontensi negatif terhadap mun- culnya masalah. Keberagaman yang ada di masyarakat dapat berpotensi menimbulkan, seperti:
– Segmentasi kelompok.
– Konsesus yang lemah.
– Munculnya konflik.
– Integrasi yang dipaksakan.

2. Solusi untuk Mengatasi Masalah Keberagaman di Masyarakat
Upaya untuk menghindari adanya perpecahan di masyarakat yang diakibatkan adanya keberagaman yaitu melalui pembangunan yang merata di semua lapisan masyarakat.
Pembangunan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah semata, namun juga dibutuhkan adanya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara keduanya.
Pembangunan harus diperuntukan bagi semua lapisan masyarakat, sehingga dapat mencapai kesejahteraan bersama.

G. Mengembangkan Sikap Harmonis terhadap Keberagaman Sosial di Masyarakat
Perbedaan memang wajar dalam kehidupan sosial di masyarakat. Perbedaan tersebut menjadikan karak- teristik masyarakat menjadi beragam.
Manusia dengan segala perbedaan tersebut berfikir bahwa harus membentengi dan menghindarinya.
Adanya pebedaan tersebut harus kita sikapi dengan baik dan sudah seharusnya menjadikan hal tersebut menjadi perubahan yang lebih baik.
Sebagai anggota masyarakat, kamu wajib menjaga keharmonisan dalam lingkungan masyarakat.
Beberapa sikap yang dapat dilakukan untuk menjaga keharmonisan dalam masyarakat, antara lain:

  • Adanya kesadaran mengenai perbedaan sikap, watak, dan sifat.
  • Menghargai berbagai macam karakteristik masyarakat
  • Bersikap ramah dengan orang lain
  • Selalu berfikir positif.

A. PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan bertindak.
Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya.
1. Pengertian Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan Komunitas: suatu proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial guna memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. (Hatu, 2010)
Contoh program pemberdayaan komunitas yang ada di masyarakat adalah :
PNPM Mandiri
LSM
PLP-BK

Pemberdayaan komunitas sejalan dengan konsep Community Development, yaitu: proses pembangunan jejaring interaksi dalam rangka meningkatkan kapasitas dari semua komunitas, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan pengembangan kualitas hidup masyarakat.

Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan:
Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan.

Kecenderungan kedua (kecenderungan sekunder) menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Arah Pemberdayaan Komunitas
Pemberdayaan komunitas diarahkan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, misalnya dengan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, pembukaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, sehingga kesenjangan sosial dapat diminimalkan.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.
Ciri-ciri warga masyarakat berdaya: 
Mampu memahami diri dan potensinya, mampu merencanakan (mengantisipasi kondisi perubahan ke depan)
Mampu mengarahkan dirinya sendiri
Memiliki kekuatan untuk berunding
Memiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan
Bertanggungjawab atas tindakannya.
Masyarakat berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham, termotivasi, berkesempatan, memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternatif, mampu mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi dan mampu bertindak sesuai dengan situasi.
Proses pemberdayaan yang melahirkan masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggung jawab.
2. Tujuan dan Pendekatan dalam Pemberdayaan Komunitas
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah: untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri.
Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya/kemampuan yang dimiliki.

Tujuan pemberdayaan komunitas (Emmy):

  1. Peningkatan standar hidup
  2. Meningkatkan percaya diri
  3. Peningkatan kebebasan setiap orang

Untuk melaksanakan pemberdayaan komunitas dilakukan dengan konsep Community Based Development (CBD).
Ada beberapa karakter utama CBD, yaitu:
CBD berbasis sumber daya masyarakat
CBD berbasis partisipasi masyarakat
CBD berkelanjutan
Pemberdayaan komunitas dapat dilihat dari 2 sudut pandang:
Pendekatan Deficit Based
Pendekatan ini terpusat pada berbagai permasalahan yang ada dan upaya-upaya pemecahan masalah tersebut
Pendekatan Strength Based
Merupakan pendekatan yang terpusat pada potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh komunitas, individu, atau masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Kelebihan Pemberdayaan Komunitas

  1. Memudahkan dalam koordinasi antarindividu
  2. Antarindividu dapat saling memberi semangat dan motivasi.
  3. Mampu meningkatkan kesejahteraan dalam jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
  4. Mampu meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat dan kelompok baik di bidang ekonomi maupun sosial.
  5. Penggunaan sumber daya alam dan potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
  6. Proses pembangunan lebih demokratis dan aspiratif karena melibatkan banyak orang.

Kekurangan Pemberdayaan Komunitas

  1. Sering terjadi perbedaan pendapat antara satu orang dengan orang yang lain, sehingga muncul konflik baru.
  2. Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga menghambat pembangunan.
  3. Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda
  4. Keberhasilan pemberdayaan komunitas bergantung individu yang bergabung di dalamnya.
  5. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
  6. Kegiatan pemberdayaan selama ini ditujukan pada masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja.
  7. Ketergantungan sumber dana dari luar.

Kendala dalam Pemberdayaan Komunitas

  1. Kurangnya komitmen dari masyarakat, karena kurangnya pemahaman
  2. Kendala perilaku masyarakat, contohnya etos masyarakat
  3. Diversifikasi pola kehidupan masyarakat, meliputi kebudayaan, sosial, ekonomi, kondisi geografis.
  4. Kurangnya monitoring dan data yang berkualitas
  5. Indikator yang tidak tepat.
  6. Kurangnya koordinasi
  7. Sistem administrasi yang terlalu birokratis: terlalu banyak pengaturan

B. KONSEP KEARIFAN LOKAL
Kearifan lokal dapat didefinisikan sebagai: suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup; pandangan hidup (way of life) yang mengakomodasi kebijakan (wisdom) dan kearifan hidup.
Kearifan lokal itu tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat nasional.

Contoh: hampir di setiap budaya lokal di Nusantara dikenal kearifan lokal yang mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan seterusnya.
Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi melalui sastra lisan (antara lain dalam bentuk pepatah, semboyan, dan peribahasa, folklore), dan manuskrip.

Kelangsungan kearifan lokal tercermin pada nilai-nilai yang berlaku pada sekelompok masyarakat tertentu.
Nilai-nilai tersebut akan menyatu dengan kelompok masyarakat dan dapat diamati melalui sikap dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Kearifan lokal dapat dipandang sebagai identitas bangsa, terlebih dalam konteks Indonesia yang memungkinkan kearifan lokal bertransformasi secara lintas budaya yang pada akhirnya melahirkan nilai budaya nasional.
Di Indonesia,  kearifan lokal adalah filosofi dan pandangan hidup yang mewujud dalam berbagai bidang kehidupan (tata nilai sosial dan ekonomi, arsitektur, kesehatan, tata lingkungan, dan sebagainya).

Contoh: kearifan lokal yang bertumpu pada keselarasan alam telah menghasilkan pendopo dalam arsitektur Jawa. Pendopo dengan konsep ruang terbuka menjamin ventilasi dan sirkulasi udara yang lancar tanpa perlu penyejuk udara.

joglo

Pemberdayaan Komunitas dalam Masalah Sosial berdasarkan Kearifan Lokal
Walaupun ada upaya pewarisan kearifan lokal dari generasi ke generasi, tidak ada jaminan bahwa kearifan lokal akan tetap kukuh menghadapi globalisasi yang menawarkan gaya hidup yang makin pragmatis dan konsumtif.
Kearifan lokal yang sarat kebijakan dan filosofi hidup nyaris tidak terimplementasikan dalam kehidupan masyarakat.

Kearifan lokal dari masing-masing daerah memiliki sifat kedinamisan yang berbeda dalam menghadapi pengaruh dari luar.
Banyak manfaat yang diperoleh dari luar, namun dampak buruk yang ditimbulkan juga besar.
Contoh: munculnya masalah sosial seperti kenakalan remaja, perubahan kehidupan sosial, perubahan kondisi lingkungan, dan ketimpangan sosial.

Masalah sosial yang ada di masyarakat dapat menimbulkan ketimpangan sosial, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasinya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberdayakan komunitas berbasis kearifan lokal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli:
Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang diselenggarakan oleh ILO
Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional.
Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikannya dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial.

rumah bajo

Rumah panggung Suku Bajo, yang terpisah dari daratan. Mereka tak ingin ada jembatan yang menghubungkan antara daratan dan laut, antara lain khawatir bedampak buruk bagi lingkungan sekitar.

sumber:

Sosiologi untuk SMA XII, Lia Candra Rufikasari, Mediatama

http://www.sarjanaku.com/2011/09/pemberdayaan-masyarakat-pengertian.html

KETIMPANGAN SOSIAL

  1. KONSEP KETIMPANGAN SOSIAL

Menurut Andrinof A. Chaniago

Ketimpangan adalah buah dari pembangunan      yang hanya berfokus pada aspek ekonomi dan   melupakan aspek sosial.

Menurut Budi Winarno

Ketimpangan merupakan akibat dari kegagalan   pembangunan di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga masyarakat.

Menurut Jonathan Haughton & Shahidur R. Khandker

Ketimpangan sosial adalah bentuk-bentuk ketidak-adilan yang terjadi dalam proses pembangunan.

Roichatul Aswidah

Ketimpangan sosial sering dipandang sebagai dampak residual dari proses pertumbuhan ekonomi.

Kesimpulan:

Ketimpangan sosial diartikan sebagai suatu ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat  dalam status dan kedudukan.

2. FAKTOR PENYEBAB KETIMPANGAN SOSIAL

Ketimpangan sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor:

1.Kondisi Demografis

Demografi : ilmu yang mempelajari tentang      masalah kependudukan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kondisi demografis antara masyarakat satu     dengan yang lain memiliki perbedaan.

Perbedaan antara masyarakat satu dengan yang lain tersebut berkaitan dengan:

a.Jumlah penduduk

b.Komposisi Penduduk

c.Persebaran penduduk

2.Kondisi Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan untuk semua orang

Pendidikan: merupakan sosial elevator, yaitu saluran mobilitas sosial vertikal yang efektif.

Pendidikan merupakan kunci pembangunan, terutama pembangunan sumber daya manusia

Ada perbedaan mencolok dalam 2 situasi ini:

üAnak-anak yang berada di daerah terpencil memiliki semangat belajar tinggi meskipun fasilitas kurang

üAnak yang tinggal di kota dengan fasilitas pendidikan yang mencukupi, sebagian besar terpengaruh oleh lingkungan sosial yang kurang baik sehingga semangat belajar kurang

Perbedaan ini menyebabkan ketimpangan sosial

Ketidakadilan tersebut dapat dilihat dari fasilitas, kualitas tenaga kerja, mutu pendidikan, dsb.

3.Kondisi Kesehatan

Ketimpangan sosial dapat disebabkan oleh fasilitas kesehatan yang tidak merata di setiap daerah, jangkauan kesehatan kurang luas, pelayanan kesehatan yang kurang memadai, dsb.

Hal ini menyebabkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain, sehingga bisa  mengakibatkan ketimpangan.

4.Kondisi Ekonomi

Faktor ekonomi sering dianggap sebagai penyebab utama munculnya ketimpangan sosial

Ketimpangan ini timbul karena pembangunan ekonomi yang tidak merata

Ketidakmerataan pembangunan ini disebabkan karena perbedaan antara wilayah yang satu dengan yang lainnya.

Terlihat dari adanya wilayah yang maju dan wilayah yang tertinggal

Munculnya ketimpangan yang dilihat dari faktor ekonomi terjadi karena adanya perbedaan dalam kepemilikan sumber daya dan faktor produksi.

Daerah yang memiliki sumber daya dan faktor produksi, terutama yang memiliki barang modal (capital stock) akan memperoleh pendapatan yang  lebih banyak dibandingkan dengan daerah yang memiliki sedikit sumber daya.

3. MASALAH KETIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT

1.Diskriminasi

Diskriminasi (discrimination), artinya: sikap atau tindakan yang membeda-bedakan

Diskriminasi cenderung memiliki arti negatif, karena hanya menguntungkan satu pihak, namun merugikan pihak lain. Hal ini dikarenakan tindakan tersebut dinilai tidak adil.

Faktor penyebab munculnya diskriminasi:

a)Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai kehidupan

b)Adanya tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang lebih lemah

c)Ketidakberdayaan golongan miskin dan intimidasi yang membuat terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Bentuk-bentuk diskriminasi:

a.Diskriminasi Ras

Diskriminasi ras: membedakan berdasarkan asal bangsa yang menganggap bahwa ras yang satu lebih hebat daripada ras yang lain.

contoh: Politik Apartheid (di Afrika Selatan): pembedaan berdasarkan warna kulit. Golongan kulit putih menduduki lapisan sosial lebih tinggi daripada kulit hitam. Saat ini politik apartheid sudah dihapuskan. Salah satu pejuang kesetaraan ras di Afrika Selatan adalah Nelson Mandela

b.Diskriminasi Agama

  Diskriminasi agama berarti mendevaluasi seseorang atau kelompok tertentu karena agama mereka, atau memperlakukan orang berbeda karena apa yang mereka percaya atau tidak percaya.

Seseorang dapat mengalami diskriminasi agama, karena mereka adalah :

  1. pengikut agama yang berbeda
  2. pengikut denominasi yang berbeda dalam agama tertentu
  3. keyakinan agama mereka
  4. praktek-praktek keagamaan mereka
  5. aksi-aksi yang terinspirasi dari ajaran agama

c.Diskriminasi Gender

Gender:

  • perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
  • Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dengan jenis kelamin tertentu

Hilary M. Lips dalam bukunya yang berjudul Seks And Gender menjelaskan bahwa gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan

Misalnya: perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan, sedangkan laki-laki dianggap kuat, perkasa, jantan, rasional

Diskriminasi Gender: pembedaan sikap dan perlakuan terhadap seseorang berdasarkan jenis kelamin. Dulu kaum perempuan dianggap memiliki kedudukan lebih rendah dibanding laki-laki.

Perempuan tidak mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki, misalnya pendidikan, mengambil  keputusan, memiliki peran sosial di masyarakat.

Alasan sebagian masyarakat lebih mengutamakan   memiliki anak laki-laki dibandingkan anak perem- puan:

1.Alasan tenaga kerja à laki-laki dianggap lebih kuat dibandingkan wanita.

2.Meneruskan keturunan (warisan dan nama keluarga)

3.Menjaga anak perempuan lebih susah dibandingkan anak laki-laki

  1. Disharmoni Kehidupan Beragama

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman suku, agama,   tradisi, norma dan budaya.  Keberagaman tersebut memicu terjadinya disharmonisasi.

Disharmoni dalam kehidupan beragama juga dapat disebabkan oleh 3 faktor: ada faktor internal,faktor eksternal dan faktor relasi

Sekjen Departemen Agama, Bahrul Hayat Ph.D menyatakan bahwa, sebagian besar pemicu disharmonisasi kerukunan umat beragama di Indonesia pasca kemerdekaan disebabkan oleh faktor eksternal agama seperti ketimpangan sosial dan ekonomi.

(http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=83155)

Dari faktor internal, disharmonisasi dipengaruhi oleh sifat fanatisme yang berlebihan, sehingga mengakibatkan memudarnya sikap toleransi di masyarakat.

Seringkali pemahaman agama yang tidak tepat tidak hanya menimbulkan masalah, juga menjadi pemicu disharmonis kerukunan umat beragama. Apalagi pada setiap agama juga terdapat gerakan  liberalisasi dan radikalisasi.

Dari faktor relasi, misalnya tentang penyiaran agama. Karena setiap agama memiliki konsep yang berbeda dalam masalah ini, maka perlu diatur bagaimana lalu lintasnya, agar tercipta hubungan  yang harmoni.

Kehidupan umat beragama yang harmonis dapat dicapai apabila masing-masing memiliki misi dan tujuan yang sama, antara lain menjaga keamanan  dan ketertiban.

3.Etnosentrisme

Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan tolok ukur kebudayaan sendiri.

Etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap  yang menganggap cara hidup suku bangsanya           merupakan cara hidup yang paling baik.
Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku    bangsa yang lain lebih rendah maka sikapdemikian akan menimbulkan konflik.

Konflik tersebut, misalnya kasus SARA, yaitu pertentangan yang didasari oleh suku, agama, ras, dan antargolongan.

Etnosentrisme dapat menghambat hubungan antar-kebudayaan, sehingga menghambat proses asimilasi dan integrasi.

  • Apa kaitan etnosentrisme dengan primordialisme?
  • Apa perbedaan etnosentrisme dan xenosentrisme?
  • Apakah xenosentrisme menyebabkan ketimpangan  sosial?

Salah satu bukti adanya sikap etnosentrisme adalah hampir setiap individu merasa bahwa  yang paling baik dan lebih tinggi dibanding  dengan kebudayaan lainnya, misalnya:
a.   Bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya
b.   Bangsa Mesir bangga akan peninggalan kepurbakalaan yang bernilai tinggi
c.   Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
d.   Bangsa Italia bangga akan musiknya.Dampak negatif dari sikap etnosentrisme antara lain:

a.Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuan

b.Menghambat pertukaran budaya

c.Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda

d.Memacu timbulnya konflik sosial.

Dampak positif dari etnosentrisme yaitu:

  1. dapat mempertinggi semangat patriotisme,
  2. menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan, serta
  3. mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.

4. DAMPAK KETIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT

Ketimpangan sosial dapat memiliki dampak positif maupun negatif.

Dampak positif:

1.Mendorong wilayah lain yang kurang maju untuk dapat bersaing

2.Meningkatkan pertumbuhan untuk kesejahteraan rakyat.

Dampak negatif ketimpangan sosial:

1.Menimbulkan kecemburuan sosial

2.Adaanya pembatasan hubungan sosial karena  kedudukan seseorang dalam masyarakat

3.Melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas

4.Adanya ketidakadilan dalam masyarakat.

5, UPAYA MENGATASI KETIMPANGAN SOSIAL DI MASYARAKAT

1.Peningkatan Kualitas Penduduk

a.Memperbaiki kualitas pendidikan

b.Meningkatkan fasilitas kesehatan, baik tenaga medis medis maupun peningkatan pelayanan kesehatan

c.Melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, misalnya dengan memberikan penyuluha atau pengarahan pada masyarakat

2.Mobilitas Geografis

  • Mobilitas geografis adalah perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lain.
  • Pemerintah mengadakan program tersebut dengan tujuan: mengendalikan jumlah penduduk di suatu daerah.
  • Adanya pemerataan penduduk juga harus diikuti dengan pembangunan.

3.Menciptakan peluang kerja

  • Indonesia merupakan negara berkembang    dengan memiliki kepadatan penduduk yang  tinggi.
  • Jumlah penduduk yang besar tidak diimbangi dengan lapangan pekerjaan akan menimbul- kan pengangguran.
  • Untuk itu pemerintah dan masyarakat dapat menciptakan peluang kerja bagi mereka.

PERUBAHAN SOSIAL

A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL

  • Perubahan yang terjadi dalam dalam struktur dan fungsi masyarakat (Kingsley Davis)
  • Variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima yang disebabkan oleh perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi, maupun oleh adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat tersebut (Gillin dan Gillin)
  • Proses modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia karena sebab-sebab internal dan eksternal (Samuel Koenig)
  • Segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok sosial (Selo Soemardjan)
  • Proses ketika dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan-perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu kurun waktu tertentu (Robert M.Z. Lawang)
  • Kesimpulan:
  • PERUBAHAN SOSIAL merupakan perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial

CIRI-CIRI PERUBAHAN SOSIAL

1.Tidak ada masyarakat yang tidak yang tidak berubah karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.

2.Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

3.Perubahan yang terjadi pada lembaga  kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.

4.Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.

  • Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress), perubahan yang terjadi mampu menciptakan kemudahan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi hidupnya
  • Kemunduran ( regress ), perubahan yang terjadi dalam masyarakat membawa pengaruh yang kurang menguntungkan, misalnya penggunaaan tenaga mesin di pedesaan berdampak pada lunturnya nilai gotong royong

TEORI PERUBAHAN SOSIAL

TEORI SIKLUS:

melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan apa yang ada sebelumnya. tidak nampak batas antara pola primitif, tradisional dan modern

TEORI LINIER (Perkembangan)

perubahan diarahkan ke suatu titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN SOSIAL

  1. Faktor Penyebab Perubahan Sosial

a.Internal Factor

faktor internal adalah faktor yang menyebabkan perubahan sosial dari dalam masyarakat

1.Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. Pertambahan penduduk yang sangat cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatannya.

2.Perkembangan Ilmu Pengetahuan à mendorong adanya penemuan-penemuan baru  (Inovasi) yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).

Discovery dapat berubah menjadi invention apabila sudah diterima dan diterapkan oleh masyarakat.

3.Pertentangan (conflict) dalam masyarakat. Pertentangan ini bisa terjadi antara individu dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok.

4.Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar.

Contoh :

Revolusi Rusia 1917, Revolusi Prancis 1789

b. External factor atau faktor luar: adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang menyebabkan timbulnya perubahan pada masyarakat.

Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab ekstern).

  1. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

Interaksi yang terjalin antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain dapat saling mempengaruhi.

Dampak pertemuan dua budaya yang berbeda menghasilkan:

-Demonstration effect (pengaruh budaya lain dapat diterima tanpa paksaan)

-Cultural animosity (saling menolak adanya pertemuan budaya)

2. Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.

3. Adanya pengaruh bencana alam.

úKondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya.

2. Faktor Pendorong Perubahan Sosial

  1. Kontak dengan kebudayaan lain
  2. Sikap saling menghargai  hasil karya orang lain dan adanya keinginan untuk maju
  3. Sistem pendidikan yang maju
  4. Adanya toleransi
  5. Sistem terbuka lapisan masyarakat
  6. Penduduk yang heterogen
  7. Rasa tidak puas pada bidang-bidang tertentu
  8. Adanya orientasi ke masa depan
  1. Kontak dengan kebudayaan lain.

Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan.

  • Akulturasi
  • Asimilasi
  • Difusi

2.Sikap saling menghargai  hasil karya orang lain dan adanya keinginan untuk maju.

Apabila sikap tersebut dapat melembaga dalam masyarakat, maka dapat mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan

misalnya: pemberian penghargaan pada anggota masyarakat yang menciptakan suatu karya baru.

3.Sistem pendidikan yang dapat memberikan nilai nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik

4.Toleransi àsikap terbuka dari masyarakat akan hal hal yang datang dari luar dan dalam masyarakat

5.Sistem terbuka lapisan masyarakat

Sistem lapisan terbuka memungkinkan adanya mobilitas vertikal, sehingga memberikan kesempatan bagi anggota masyarakat untuk maju dengan kemampuannya sendiri.

6.Penduduk yang heterogen

Anggota yang berasal dari berbagai macam suku dan budaya. Latar belakang budaya yang berbeda ini mendiring terjadinya perubahan dalam masyarakat.

7.Ketidakpuasan Masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Rasa tidak puas terhadap keadaan yang ada dapat menimbulkan perlawanan, pertentangan, dan gerakan revolusi untuk mengubah keadaan di sekitarnya.

8.Adanya Orientasi ke Masa Depan

Orientasi ke masa depan mendorong anggota masyarakat untuk berpikir maju dan menciptakan inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

3. FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL

a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

Hal ini biasanya terjadi dalam suatu masyarakat yang kehidupannya terasing, yang mengakibatkan  mereka tidak mengetahui terjadinya perkembangan-perkembangan yang ada pada masyarakat yang lainnya. Jadi masyarakat tersebut tidak mendapatkan bahan perbandingan yang lebih baik untuk dapat dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada pada masyarakat tersebut.

b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

Terlambatnya ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena suatu masyarakat tersebut hidup dalam keterasingan dan dapat pula karena ditindas oleh masyarakat lain.

c. Sikap masyarakat yang tradisional

Adanya suatu sikap yang membanggakan dan mempertahankan tradisi-tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya proses perubahan. Karena adanya anggapan bahwa perubahan yang akan terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada.

d. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya (Vested Interest)

Organisasi sosial yang telah mengenal sistem lapisan dapat dipastikan akan ada sekelompok individu yang memanfaatkan kedudukan dalam proses perubahan tersebut.

àMisal: ada kelompok yang memperoleh keuntungan dengan situasi yang sedang berlangsung.

e. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada integrasi kebudayaan

Adanya kekhawatiran di kalangan masyarakat akan terjadinya kegoyahan seandainya terjadi integrasi di antara berbagai unsur-unsur kebudayaan, juga menjadi salah satu faktor lain terhambatnya suatu proses perubahan sosial budaya.

f. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.

  • Anggapan seperti ini biasanya terjadi pada masyarakat yang pernah mengalami hal yang pahit dari suatu masyarakat yang lain.
  • Jadi bila hal-hal yang baru dan berasal dari masyarakat-masyarakat yang pernah membuat suatu masyarakat tersebut menderita, maka masyarakat itu akan memiliki prasangka buruk terhadap hal yang baru tersebut. Karena adanya kekhawatiran kalau hal yang baru tersebut diikuti dapat menimbulkan kepahitan atau penderitaan lagi.

g. Adanya hambatan yang bersifat ideologis

  • Hambatan ini biasanya terjadi pada adanya usaha-usaha untuk mengubah unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Karena akan diartikan sebagai usaha yang bertentangan dengan ideologi masyarakat yang telah menjadi dasar yang kokoh bagi masyarakat tersebut.

h. Adat atau kebiasaan

  • Biasanya pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat akan selalu dipatuhi dan dijalankan dengan baik.
  • Apabila pola perilaku yang sudah menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka akan sulit untuk mengubahnya, karena masyarakat tersebut akan mempertahankan adat, yang dianggapnya telah membawa sesuatu yang baik bagi pendahulu-pendahulunya.

i. Nilai bahwa hidup ini buruk dan tidak mungkin dapat diperbaiki

  • Di kalangan masyarakat terdapat kepercayaan bahwa hidup di dunia itu tidak perlu ngoyo (terlalu berambisi) sebab baik buruknya suatu kehidupan (nasib/takdir) itu sudah ada yang mengatur, oleh karena itu harus dijalaninya secara wajar.
  • Jika manusia diberikan kehidupan yang jelek, maka harus diterimanya pula apa adanya (nrimo ing pandum) serta dengan penuh kepasrahan karena memang nasib yang harus diterimanya demikian. Dengan demikian manusia tidak perlu repot-repot berusaha, apalagi sampai ngoyo, karena tidak ada gunanya sebab hasilnya pasti akan jelek, sebab sudah ditakdirkan jelek.

C. PROSES PERUBAHAN SOSIAL

1.Penyesuaian Masyarakat terhadap Perubahan

Setiap perubahan sosial dapat menimbulkan penerimaan dan juga penolakan.

Pertentangan karena masuknya unsur baru yang bertentangan dengan unsur lama dapat mengganggu keserasian dalam masyarakat. Maka, masyarakat harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

Apabila keserasian dapat dipulihkan maka disebut penyesuaian (adjustment). Jika ada kondisi yang tidak sesuai (maladjustment), mengakibatkan anomie.

2.Saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Saluran perubahan sosial berupa lembaga kemasyarakatan, misalnya lembaga ekonomi, agama, pendidikan, pemerintahan, dll.

Saluran perubahan sosial dan kebudayaan berfungsi agar perubahan dikenal, diakui, diterima, dan digunakan masyarakat.

3.Ketidakserasian Perubahan dan Ketertinggalan Budaya (Cultural Lag)

Ketidakserasian dapat terjadi karena ada kegoyahan dalam kehidupan masyarakat yang dapat menimbulkan perilaku menyimpang.

úPertumbuhan kebudayaan dalam masyarakat tidak selalu sama. Ada yang tumbuh dengan cepat dan ada yang lambat.

úApabila ada perbedaan antara pertumbuhan kebudayaan dan sikap mental anggota masyarakat, maka disebut Cultural Lag

Cultural Lag terjadi karena adanya ketidaksiapan mental anggota masyarakat menghadapi atau menerima perubahan.

4.Disorganisasi (Disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi)

Disintegrasi (disorganisasi) à suatu keadaan di mana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kesatuan.

Disorganisasi di dalam masyarakat sering dikaitkan dengan moral, yaitu anggapan tentang apa yang baik dan yang buruk.

Reintegrasi (reorganisasi) à suatu proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah mengalami perubahan

5.Arah Perubahan (Directing of Change)

Perubahan dapat bergerak meninggalkan faktor yang diubah.

Setelah meninggalkan faktor tersebut, perubahan dapat mengarah ke suatu hal yang baru, maupun ke masa lalu.

Salah satu perubahan dapat dilakukan adalah dengan modernisasi.

D. BENTUK BENTUK PERUBAHAN SOSIAL

1.Dilihat dari laju perubahan

 1)Perubahan Lambat (Evolusi) )

  • Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
  • Perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembanganmasyarakat pada waktu tertentu
  • Macam-macam Teori Evolusi

a)Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.

b)Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

c)Multilined Theories of Evolution

  • menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke pertanian terhadap sistem kekeluargaan.

2) Perubahan Cepat (revolusi)

  • Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat dan mendasar.
  • Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, di mana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.

SYARAT TERJADINYA REVOLUSI

  1. Ada keinginan dari masyarakat untuk mengadakan perubahan
  2. Ada seorang pemimpin atau sekelompok orang yang mampu mengadakan perubahan
  3. Ada pemimpin yang mampu menampung aspirasi rakyat
  4. Ada tujuan konkret yang dapat dicapai
  5. Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi

Contoh revolusi:

úRevolusi Industri

úRevolusi Perancis

úProklamasi Kemerdekaan Indonesia

úReformasi 1998 di Indonesia

2. Dilihat dari besar dan kecilnya dampak perubahan di masyarakat

  • Perubahan yang Pengaruhnya Kecil
  • Perubahan yang Pengaruhnya Besar
  • a. Perubahan yang berpengaruh kecil
  • Perubahan-perubahan yang berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang terjadi padastruktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat
  • Contoh, perubahanmode pakaiandan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan secara umumnya.
  • b. Perubahan yang berpengaruh besar
  • Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan padastruktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistemmata pencaharian,dan stratifikasi masyarakat.
  • Contoh: Perubahan pada masyarakat agraris menjadi masyarakat  industri.
  • Pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.

3. Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan

a.Perubahan yang direncanakan (planned change)

  • Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihakyang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.
  • Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakanagent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagaipemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change.

Misalnya: untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk, pemerintah mengadakan  program keluarga berencana (KB)

Contoh perubahan yang direncanakan: pembangunan Waduk Pluit

b.Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change)

  • Perubahanyang tidak direncanakan biasanya terjadi di luar perkiraan dan jangkauan
  • perubahan ini sering membawa masalah-masalahyang memicu kekacauan ataukendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak direncanakan ini sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.
  • Misalnya, kasusbanjirbandang di Sinjai, Kalimantan Barat. Timbulnya banjir dikarenakan pembukaan lahan yang kurang memerhatikan kelestarian lingkungan. Sebagai akibatnya, banyak perkampungan dan permukiman masyarakat terendam air yang mengharuskan para warganya mencari permukiman baru.

4. Perubahan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki

  • Perubahan yang dikehendaki (intended change)

Merupakan perubahan yang diperkirakan sesuai dengan perubahan di masyarakat agar lebih teratur dalam segala bidang pembangunan

  • Perubahan yang dikehendaki biasanya direncanakan dahulu sehingga benar-benar terukur dan terarah.
  • Contoh: tata cara pemilihan presiden
  • Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia
  • Contoh: adanya urbanisasi menimbulkan masalah pengangguran dan pemukiman kumuh.

5. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses

a)Perubahan struktural : Perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat

Contoh:

  • Perubahan UUD 1945 ke UUD RIS
  • Penggunaan mesin-mesin di bidang pertanian

b)Perubahan proses : Perubahan yang tidak mendasar, dan merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya

  • Contoh: Perubahan kurikulum pendidikan di sekolah

globalisasi

Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat memberikan dampak dan masalah sosial yang beragam  pada manusia

Contohnya:, Kriminalitas, pencemaran lingkungan, pengangguran, pemukiman kumuh

A. GLOBALISASI

Perubahan sosial merupakan proses yang tidak dapat dihindari dalam masyarakat, karena masyarakat itu dinamis. Salah satu dampak dari perubahan sosial yang jelas dapat dirasakan adalah globalisasi.

  1. Definisi globalisasi
  • Berasal dari kata: Globe (bola dunia)
  • Global: menyatu/bersifat semesta
  • Globalisasi: proses menyatunya dunia ke dalam satu kesatuan sistem atau kaidah yang sama. Globalisasi lahir dari adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya transportasi dan komunikasi.

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Fase-fase globalisasi

  1. *Fase pertama, dimulainya perdagangan bangsa Asia (Iran/Parsi, Cina dan India) ke negara lain
  2. *Fase kedua, perdagangan bangsa Barat ke bangsa Timur, ditandai dengan peningkatan peran negara-negara Barat dan pergerakan bangsa-bangsa Eropa ke Amerika dan Oceania. Salah satu misi yang diusung adalah penyebaran agama
  3. *Fase ketiga, saat orang-orang Eropa migrasi ke bagian dunia lain untuk mencari kehidupan yang lebih baik serta menyebarkan perngaruh kulturalnya. Hal ini juga didorong oleh revolusi industri
  4. *Fase keempat, terjadi setelah 1945 yang ditandai oleh migrasi besar dan pergerakan populasi dunia yang mengakibatkan degradasi lingkungan. Dunia lantas didominasi oleh Amerika Serikat dan Eropa

Ciri globalisasi

  • *Perubahan dalam konsep ruang dan waktu.
  • *Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional.
  • *Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional).
  • *Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
  • *

2. Faktor Pendorong Globalisasi

a.Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi

b.Dinamika perkembangan politik dunia, misalnya perang dingin yang terjadi pada tahun 1947 – 1991

c.Dinamika perekonomian dunia, ditandai dengan munculnya berbagai organisasi ekonomi dunia.

3. Dampak globalisasi terhadap budaya Indonesia

Dampak Positif Globalisasi

a.Munculnya teknologi modern yang dianggap lebih mudah dan efisien

b.Dapat membuka komunikasi baik lokal maupun internasional

c.Terbukanya peluang untuk mempelajari organisasi-organisasi sosial yang sifatnya modern

d.Dapat menjadi media untuk mempertemukan kesenian dan kebudayaan antarkawasan maupun antarnegara.

Globalisasi memperkaya unsur-unsur budaya Indonesia

  • *Sistem bahasa: penguasaan bahasa serta istilah yang bermanfaat untuk komunikasi, niaga, sains, dan budaya
  • *Sistem peralatan: bertambahnya jumlah dan jenis peralatan canggih
  • *Sistem  matapencaharian: sarana/prasarana, belanja online
  • *Sistem pengetahuan: meningkatnya wawasan dan pola pikir masyarakat

Dampak Negatif Globalisasi

a.Ketimpangan budaya (cultural lag)

Ketimpangan budaya terjadi karena ketidaksiapan mental anggota masyarakat menghadapi perubahan atau menerima unsur baru, terutama teknologi dan modernisasi.

Ketimpangan budaya menunjukkan  adanya ketidakmampuan individu menyesuaikan  budaya non-materi dengan budaya material yang baru.

Contoh culture lag:

  • *Banyak orang yang merokok di ruang ber-AC/tempat umum
  • *Mengaktifkan ponsel saat beribadah/di kelas
  • *Kamera ponsel untuk merekam gambar yang melanggar kesusilaan.

b.Goncangan/gegar budaya (cultural shock)

Cultural shock adalah goncangan jiwa seseorang akibat belum siap menerima unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayaannya sendiri.

Goncangan budaya akan terjadi apabila suatu masyarakat tidak mampu mencerna dan menyesuaikan diri dengan unsur budaya asing yang masuk ke dalam kebudayaannya secara tiba-tiba.

Contoh culture shock:

Orang dari daerah pedalaman tinggal di kota besar akan merasa panik dengan kemajuan peradaban yang tidak pernah ia temui di daerah asalnya. Lambat laun ia akan mengalami depresi karena perbedaan budaya yang sangat mencolok. Jika tidak tahan, ia bisa sakit jiwa atau bunuh diri.

Respon Masyarakat terhadap Globalisasi

Sebagian anggota masyarakat memberikan respon negatif terhadap globalisasi. Mereka disebut orang-orang yang antiglobalisasi. Bagi mereka, globalisasi dapat memberi dampak yang tidak baik bagi kehidupan masyarakat. Misalnya: masalah sosial, konflik, ketidakadilan sosial.

B. MODERNISASI

Berasal dari kata: Modernus (Latin), Modo : cara, Ernus : menunjuk pada periode masa kini

Arti : proses perubahan dari masyarakat yang tradisional menuju masyarakat yang modern.

Definisi Modernisasi

*Modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial dan biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan. (Soerjono Soekanto)

*Modernisasi adalah usaha untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia sekarang (Koentjaraningrat)

* Modernisasi adalah suatu usaha untuk mengarahkan masyarakat agar dapat memproyeksikan diri ke masa depan yang nyata dan bukan angan-angan yang semu (Ogburn dan Nimkoff)

2. Gejala Modernisasi

a.Gejala modernisasi dalam bidang sosial

  • 1)Munculnya kelas – kelas sosial
  • 2)Munculnya sikap konsumerisme
  • 3)Adanya gejala urbanisasi

b.Gejala modernisasi dalam bidang ekonomi

  • 1)Munculnya industri besar
  • 2)Adanya tenaga ahli
  • 3)Adanya perkembangan dalam bidang industri
  • 4)Sudah menggunakan teknologi modern
  • 5)Masyarakat memiliki matapencaharian di bidang industri dan jasa

c.Gejala modernisasi dalam bidang politik

  • 1)Adanya partisipasi rakyat dalam pembangunan
  • 2)Tersedianya sarana dan prasarana informasi
  • 3)Berlakunya hukum secara sistematis

Dorongan modernisasi:

  • Dorongan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan produksi
  • Dorongan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih banyak atau memiliki nilai tambah
  • Dorongan untuk hidup lebih praktis atau lebih nyaman

Dampak Positif Modernisasi

  • 1)Memperkuat integrasi masyarakat
  • 2)Kemajuan dalam bidang industri
  • 3)Kemajuan dalam bidang transportasi
  • 4)Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • 5)Meningkatkan kesadaran politik dan demokrasi

Dampak Negatif Modernisasi

1) Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Kesenjangan sosial dapat terjadi karena adanya modernisasi dan pembangunan yang dapat dilihat dari fenomena berikut:

  • a)Munculnya kelompok-kelompok sosial tertentu, seperti pengangguran,  gelandangan dan pengemis, pedagang kaki lima, anak jalanan
  • b)Ada perbedaan kelas didasarkan pada pendidikan, pendapatan, dll.
  • c)Munculnya berbagai masalah sosial (kriminalitas, prostitusi, kenakalan remaja)
  • d)Terjadi perubahan sosial yang sulit dihindari.

Di bidang ekonomi, kesenjangan dapat menimbulkan gejala sebagai berikut:

  • a)Munculnya perbedaan antara kaya dan miskin
  • b)Munculnya budaya konsumerisme
  • c)Munculnya demonstration effect. Demonstration effect adalah suatu pengaruh seseorang memiliki daya beli bukan karena faktor kebutuhan tetapi takut akan sebutan ketinggalan zaman dan hanya untuk memenuhi gaya hidup

2) Munculnya Kriminalitas

Kriminalitas merupakan suatu tindakan yang melanggar norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat. Kriminalitas/kejahatan adalah perilaku yang merugikan orang lain dan melanggar hukum, baik direncanakan ataupun tidak direncanakan. Tindakan kriminal dapat menyebabkan orang lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa.

3) Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja à tingkah laku atau perbuatan yang sifatnya melanggar norma-norma sosial, agama, dan hukum

Penyebab intern kenakalan remaja:

  • a)Tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
  • b)Lemahnya kemampuan terhadap diri sendiri dan keadaan di sekitranya
  • c)Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik
  • d)Adanya pembawaan negatif yang sulit dikendalikan
  • e)Tidak memiliki kegemaran yang sehat, sehingga mencari pelarian ke arah yang tidak baik

Penyebab ekstern kenakalan remaja

  • a)Adanya kesempatan terhadap tindakan yang tidak baik
  • b)Kurangnya sarana dan pengarahan bagi remaja dalam memanfaatkan waktu senggang.
  • c)Adanya ketidaksesuaian dalam melakukan pendekatan oleh orang tua, masyarakat, dan pemerintah terhadap remaja.
  • d)Kurangnya penghargaan terhadap remaja oleh lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
  • e)Adanya kegagalan pendidikan pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

4) Pencemaran Lingkungan Alam

5) Urbanisasi

C. WESTERNISASI

1. Westernisasi: Pembaratan, atau peniruan perilaku seperti yang dilakukan orang-orang di negara Barat

2. Pengaruh westernisasi

  • *Gaya hidup
  • *Cara berpakaian
  • *Pergaulan remaja
  • *Lunturnya nilai luhur budaya bangsa

Dampak negatif westernisasi:

  • a)Sikap menghargai orang lain karena faktor ekonomi
  • b)Muncul sikap sombong dalam diri seseorang
  • c)Memiliki pola hidup yang boros (konsumtif)
  • d)Munculnya sikap individualisme dan materialistik
  • e)Munculnya sifat hedonisme (mengutamakan kesenangan pribadi)

Sekularisasi 

Sekularisasi adalah suatu proses pemisahan antara nilai – nilai keagamaan dan nilai – nilai duniawi. Sekularisasi merupakan ideologi yang menganggap bahwa hidup ini adalah semata-mata untuk kepentingan dunia.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN MODERNISASI, WESTERNISASI DAN SEKULARISASI

Modernisasi

Ciri-ciri manusia modern (Alex Inkeles) :

  1. Menerima hal-hal baru dan terbuka pada perubahan
  2. Berani menyatakan pendapat atau opini
  3. Menghargai waktu dan berorientasi ke masa depan
  4. Memiliki perencanaan dan pengorganisasian
  5. Percaya diri
  6. Perhitungan
  7. Menghargai harkat hidup manusia lain
  8. Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
  9. Sikap: imbalan yang diterima sesuai dengan prestasi

Sikap mental manusia modern:

  • Rajin
  • Tepat waktu
  • Berani mengambil resiko
  • Disiplin
  • Tidak mencari jalan pintas

D. KONSUMERISME

KONSUMERISME adalah paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Konsumerisme adalah sebuah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau sekolompok orang melakukan proses konsumsi atau pemakaian barang hasil produksi secara berlebihan.

Hal-hal yang dikatakan perilaku konsumtif

  1. Membeli produk karena iming-iming hadiah.
  2. Membeli produk karena kemasannya menarik.
  3. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
  4. Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya).
  5. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
  6. Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.
  7. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
  8. Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).

Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif:

  1. Adanya kemajuan IPTEK
  2. Masuknya budaya asing
  3. Pengaruh globalisasi
  4. Pengaruh media elektronik dan media massa

Dampak positif konsumerisme:

  1. Meningkatkan dinamika masyarakat. Masyarakat yang dinamis menyimpan potensi semangat untuk melakukan perubahan
  2. Konsumerisme didukung berbagai kemudahan, sehingga harga pasar terjangkau dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dampak negatif konsumerisme:

  1. Menimbulkan kriminalitas
  2. Meningkatkan konsumsi dan membahayakan keseimbangan alam
  3. Munculnya ketidakseimbangan dalam masyarakat
  4. Menuntun masyarakat untuk memiliki barang-barang sesuai dengan perkembangan zaman

http://www.yustinasusi.wordpress.com

asimilasi

žA. Individu dan kelompok sosial

žSifat manusia: memiliki naluri untuk hidup dengan manusia lain (gregariousness)

ž2 hasrat pokok dalam hidupnya:

  • Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
  • Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya

žManusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain

žSebagai makhluk sosial manusia membentuk kelompok dan berinteraksi di lingkungan sekitarnya

ž1. Individu

žIndividu merupakan organisasi yang hidupnya berdiri sendiri secara fisiologis ia bersifat bebas.žIndividu dapat membentuk

kepribadian yang sesuai dengan lingkungan sekitar.

žUnsur kepribadian:

  • a.Pengetahuan: penggambaran, apersepsi, pengamatan, dan konsep.
  • b.Perasaan: bersifat subyektif
  • c.Dorongan naluri: tidak dipengaruhi oleh pengetahuannya.

ž2. Kelompok sosial

žManusia sebagai makhluk individu berbeda dengan orang lain. žManusia sebagai makhluk sosial cenderung untuk hidup bersama orang lain.

žKELOMPOK SOSIAL: kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki.

žB. MASYARAKAT

žIndividu yang membentuk kelompok selalu berada dalam masyarakat

žMasyarakat: socius = kawan

žMasyarakat merupakan sekumpulan manusia yang hidup bersama dan saling berinteraksi, dan menjadi satu kesatuan

žžSyarat-syarat terbentuknya masyarakat:

  1. Harus ada sekumpulan manusia
  2. Tinggal di suatu tempat/wilayah yang sama
  3. Berinteraksi dalam waktu yang lama
  4. Ada aturan yang mengatur interaksi tersebut untuk mencapai tujuan bersama

Dalam masyarakat, terjalin hubungan antarmanusia sehingga diperlukan adanya suatu norma dan nilai sosial yang mengikat.

žNorma sosial

žNorma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu.

žKeberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk.

ž Tingkatan Norma Sosial

  1. Cara (Usage)

žCara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus. žContoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan.

  1. Kebiasaan (Folkways)

Norma kebiasaan adalah suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas dan dianggap baik dan benar. Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan atau kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.

  1. Tata Kelakuan (Mores)

Tata kelakuan merupakan sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan,  atau menikahi saudara kandung.

ž4. Adat Istiadat (Custom)

Norma Adat Istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke daerah lain.

  1. Norma Hukum (Laws)

Norma Hukum adalah norma yang memiliki sanksi paling tegas dalam masyarakat. Sanksi terhadap pelanggarannya adalah denda, penyitaan, penjara, dan hukuman mati.

žMasyarakat kota (patembayan) dan masyarakat desa (paguyuban)

žPatembayan
Merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka.
Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.

žžPaguyuban
Merupakan kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal.

žCiri-ciri: Intim, privat, eksklusif

žžLapisan Sosial (stratifikasi sosial)

žDi dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan yang mengelompokkan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. žPengelompokan tersebut disebut dengan Lapisan Sosial (stratifikasi sosial).

žProses terjadinya lapisan sosial:

  • ¡Terjadi dengan sendirinya
  • ¡Sengaja dibentuk dengan tujuan tertentu

žSifat lapisan sosial

ž1. Sistem lapisan sosial tertutup

žSistem lapisan sosial tertutup tidak memungkinkan setiap anggota masyarakat berpindah lapisan.

  • mobilitas sosial rendah
  • Status diperoleh melalui keturunan (ascribed status)
  • Sistem perkawinan endogami
  • contoh: kasta, masyarakat feodal

žlapisan tertutup

ž2. Sistem lapisan sosial terbuka

Sistem lapisan sosial terbuka ini memberikan kesempatan bagi setiap anggota masyarakat untuk berpindah lapisan sosial.

  • mobilitas sosial tinggi
  • Status diperoleh dari usaha (achieved status)
  • Sistem perkawinan eksogami
  • Contoh: masyarakat perkotaan / modern

gambar stratifikasi terbuka

  1. Sistem Lapisan Masyarakat yang CampuranMerupakan
  • Merupakan kombinasi stratifikasi terbuka dan tertutup
  • Jika ingin berpindah status harus bergabung dengan kelompok stratifikasi terbuka.
  • Contoh: masyarakat monarki di Inggris

lapisan campuran

žBENTUK – BENTUK INTERAKSI SOSIAL

  1. Interaksi seseorang dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang mempelajari nilai dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungan hidupnya.
  2. Interaksi seseorang dengan kelompok, misalnya seseorang yang mendaftarkan diri sebagai calon anggota sebuah organisasi yang sudah melakukan progam kegiatan.
  3. Interaksi antara kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya, misalnya antar organisasi olahraga mengadakan uji coba dengan latih tanding bersama.

žCIRI-CIRI INTERAKSI SOSIAL

  1. Ada 2 orang atau lebih
  2. Adanya tujuan bersama
  3. Adanya kesamaan konsep melalui simbol atau lambang (bahasa)
  4. Adanya dimensi waktu à dulu, sekarang, dan yang akan datang

žSYARAT INTERAKSI SOSIAL

  1. KONTAK SOSIAL

Kontak berasal dari kata Con atau Cun yang artinya bersama-sama. Tango atau tangere artinya menyentuh.

Kontak sosial adalah hubungan langsung atau bersama-sama. Misalnya berbicara dengan bertatap muka, berbicara melalui telepon.

Sifat kontak sosial ada 2 :

1)Secara primer/langsung: tatap muka  (face to face contact), gerak tubuh (body language)

2)Secara sekunder (melalui media atau perantara), ada 2 macam :

  • Kontak sekunder langsung (melalui telepon, surat, internet)
  • Kontak sekunder tidak langsung (melalui perantara orang ketiga misalnya titip pesan atau kirim salam)
  1. KOMUNIKASI

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu COMINICARE yang berarti milik bersama, atau COMMUNICATE artinya berhubungan.

Komunikasi berarti proses menyampaikan pesan/gagasan dari satu pihak kepada pihak yang lain sehingga terjadi saling pengertian.

žBerikut beberapa syarat proses berlangsungnya komunikasi:

  1. Pengirim pesan atau komunikator (sender), yaitu pihak yang mengirim atau memberi pesan.
  2. Penerima pesan atau komunikan (receiver), yaitu pihak yang menerima pesan
  3. Pesan (message), isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain
  4. Tanggapan (feedback), tanggapan dari si penerima pesan atas isi pesan.
  5. Media sebagai alat menyampaikan pesan

žFaktor pendorong Interaksi sosial

ž1. IMITASI

žImitasi: meniru orang lain mulai dari sikap, perilaku, gaya, cara berfikir, penampilan, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain. žImitasi yang baik perlu didahului oleh penerimaan, penghormatan, pengaguman, dll pada sesuatu yang hendak ditiru tersebut.

žž2. IDENTIFIKASI

žIdentifikasi adalah imitasi yang mendalam sehingga ingin menjadi sama dengan pihak lain baik secara disengaja maupun tanpa disengaja.

ž3. SUGESTI

žSugesti adalah mempengaruhi seseorang atas suatu pandangan, pemahaman, sikap, dsb ketika yang menerima sugesti dalam keadaan tidak berpikir rasional karena diberi sugesti oleh orang yang dikagumi, dihormati, berwibawa, karismatik, pemuka agama, penguasa, golongan mayoritas, dan lain sebagainya. Contoh: iklan bisa memberikan pengaruh dan dorongan orang untuk mengikutinya.

ž4. MOTIVASI

Motivasi adalah pengaruh terhadap perilaku seseorang yang diikuti setelah melalui proses pertimbangan yang matang. Contoh: melihat kakaknya rajin belajar daan berprestasi, seorang siswa berusaha belajar lebih giat

ž5. SIMPATI

žSimpati adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain karena sesuatu hal. žMisalnya kecantikan/ketampanan, kepandaian, kesopanan, kebijaksanaan. žRasa iba/kasihan juga merupakan bentuk simpati.

žžLawan simpati: antipati

ž6. EMPATI

žEmpati adalah rasa simpati yang sangat mendalam yang mampu memberikan pengaruh pada kejiwaan dan atau fisik seseorang. žOrang yang memiliki empati merasakan apa yang dialami orang lain dan dapat melakukan tindakan nyata. Misalnya memberikan sedekah kepada orang yang tidak mampu, menolong warga korban banjir.

žžProses interaksi sosial

žASOSIATIF : proses interaksi sosial yang cenderung mempererat persatuan dan meningkatkan solidaritas

žDISOSIATIF : proses interaksi sosial yang cenderung merenggangkan persatuan dan melemahkan solidaritas.

žž1. Proses Asosiatif

A. KERJA SAMA (Cooperation): suatu usaha bersama antarindividu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu

žžBentuk-bentuk kerjasama:

  1. Gotong Royong (kerukunan)
  2. Kooptasi: proses penerimaan unsur-unsur baru dalam suatu organisasi
  3. Koalisi: kombinasi dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama, dan masing-masing memiliki struktur tersendiri
  4. Bargaining: pelaksanaan perjanjian pertukaran barang atau jasa antar dua organisasi atau lebih
  5. Joint Venture: kerja sama dalam proyek tertentu, misalnya perindustrian, pertambangan, dsb.

žB. AKOMODASI

Akomodasi adalah proses untuk mencapai kestabilan akibat konflik, atau usaha meredakan ketegangan agar tercipta keseimbangan.

žBentuk akomodasi:

žBentuk-bentuk akomodasi

a)Koersi: Penyelesaian konflik melalui paksaan/kekerasan.

b)Kompromi: Masing-masing pihak mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian

c)Arbitrasi: Penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dapat memberikan keputusan mengikat.

d)Mediasi: Penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang bersifat netral. Kedudukannya hanya sebagai penasehat

e)Konsiliasi: Usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai kesepakatan, melalui lembaga tertentu

f)Toleransi: Usaha untuk menghargai pendapat orang lain tanpa harus memaksakan kehendak sendiri

g)Ajudikasi: Penyelesaian konflik melalui pengadilan

h)Stalemate: Keadaan di mana pihak-pihak yang bertentangan memiliki kekuatan seimbang dan berhenti pada titik tertentu

žžProses akomodasi dapat menghasilkan beberapa hal (Gillin dan Gillin):

  1. Integrasi masyarakat
  2. Menekan oposisi
  3. Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
  4. Perubahan pada lembaga kemasyarakatan
  5. Perubahan dalam kedudukan sosial
  6. Membuka jalan ke arah asimilasi

C. ASIMILASI

žAsimilasi penyatuan unsur-unsur budaya yang berbeda dan saling berinteraksi sehingga melebur dan membentuk budaya baru, sedangkan unsur kebudayaan asli tidak terlihat

žFaktor pendorong asilimasi

  1. Sikap toleransi
  2. Kesempatan seimbang dalam ekonomi
  3. Sikap menghargai orang lain dan budayanya
  4. Sikap terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat
  5. Persamaan dalam unsur-unsur budaya
  6. Perkawinan campuran (amalgamasi)
  7. Adanya musuh bersama dari luar

žFaktor penghambat asimilasi

  1. Adanya rasa takut terhadap kebudayaan yang dihadapi
  2. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang lain
  3. Adanya perasaan kebudayaan yang dimiliki lebih baik daripada kebudayaan kelompok lain
  4. Masyarakat yang terisolasi dari kelompok lain
  5. Adanya perbedaan ciri fisik
  6. Adanya perbedaan kepentingan

D. AKULTURASI

Akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan atau lebih yang berbeda tanpa menghilangkan ciri kepribadian budaya masing-masing.

žcontoh: žMasjid Menara Kudus yang merupakan perpaduan antara budaya Islam dan Hindu.

ž2.Proses Disosiatif

  1. KOMPETISI (Persaingan). Persaingan àdalah perjuangan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang bersifat langka.
  2. KONTRAVENSI, yaitu usaha untuk menghalangi pihak lain dalam mencapai tujuan à protes, menghasut, intimidasi, teror, ancaman, provokasi
  3. KONFLIK (Pertentangan): Suatu perjuangan individu atau kelompok sosial untuk mencapai tujuannya dengan cara menantang/menjatuhkan pihak lawan.

žPenyebab konflik:

  • žAdanya perbedaan antarindividu
  • žAdanya perbedaan kebudayaan mengakibatkan perbedaan kepribadian
  • žAdanya perbedaan kepentingan
  • žPerubahan sosial yang cepat

ž

“žKadang akibat pemaksaan meski hal yang baik malah menimbulkan banyak masalah dalam kehidupan ini”

ž

A. Pengertian Masalah Sosial

  • Ada dua kata dalam konsep masalah sosial, yaitu masalah dan sosial.
  • Masalah: mengacu pada kondisi, situasi, atau perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh, tidak benar, dan sulit.
  • Masalah muncul apabila terjadi ketidaksesuaian antara harapan (das sollen) dengan kenyataan yang terjadi (das sein).
  • kata sosial mengacu pada masyarakat, hubungan sosial, struktur sosial, dan organisasi sosial
  • Kata sosial membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, biologi, dan lain-lain.

Definisi Masalah Sosial

1.Soetomo: masalah sosial merupakan suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar masyarakat.

2.Soerjono Soekanto: masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial.

2 elemen penting terkait dengan definisi masalah sosial

1.Elemen Obyektif

Elemen obyektif menyangkut keberadaan suatu kondisi sosial

Kondisi sosial disadari melalui pengalaman hidup kita, media, dan pendidikan: melihat pengemis, membaca berita tentang orang kehilangan pekerjaan, menonton berita tentang perang, kemiskinan, dan perdagangan manusia. Kondisi sosial seperti ini membahayakan masyarakat, karena benar-benar nyata dialami masyarakat.

2.Elemen Subyektif

Menyangkut keyakinan bahwa kondisi sosial tertentu berbahaya bagi masyarakat dan harus diatasi. Kondisi sosial seperti itu antara lain: kejahatan, penyalahgunaan obat, dan polusi.

Kondisi sosial ini oleh sebagian masyarakat tertentu tidak dianggap sebagai masalah sosial, tetapi bagi masyarakat lain. Kondisi tersebut dianggap sebagai kondisi yang mengurangi kualitas hidup mereka.

Berdasarkan kedua elemen tersebut, masalah sosial didefinisikan sebagai: kondisi sosial yang dipandang oleh suatu masyarakat berbahaya bagi anggota masyarakat dan harus segera diatasi.

Dari definisi di atas ada 4 hal yang perlu diperhatikan:

  1. Istilah masalah sosial menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah
  2. Masalah sosial adalah kondisi sulit yang mempengaruhi sebagian besar masyarakat
  3. Definisi masalah sosial mengandung optimisme untuk dapat diubah
  4. Masalah sosial adalah kondisi yang dapat diubah

B. Faktor Penyebab Masalah Sosial

Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam.

Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.

Menurut Soekanto, ukuran gejala dapat dikatakan sebagai masalah sosial adalah:

  1. Tidak adanya kesesuaian antara nilai sosial dengan tidakan sosial
  2. Sumber dari masalah sosial merupakan akibat dari suatu gejala sosial di masyarakat
  3. Adanya pihak yang menetapkan suatu gejala sosial tergantung dari karakteristik masyarakatnya
  4. Ada masalah sosial yang nyata (manifest social problem) dan yang tersembunyi (latent social problem)
  5. Perhatian masyarakat dalam masalah sosial
  6. Sistem nilai dalam perbaikan masalah sosial

Masalah sosial dapat terjadi di masyarakat apabila:

  1. Terjadi hubungan antarwarga yang menghambat tujuan
  2. Organisasi sosial tidak dapat mengatur hubungan antarwarga yang menghadapi ancaman dari luar

C. Masalah Sosial di Masyarakat

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

  1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
  2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
  3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
  4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

1. Kemiskinan

Secara sosiologis, kemiskinan timbul sebagai akibat adanya lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi yang tidak berfungsi dengan baik. Contohnya: di bidang produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa.

Kemiskinan: kondisi standar hidup yang rendah

a. Pengukuran tingkat kemiskinan

  • Kemiskinan absolut: mengacu pada kurangnya sumber daya yang diperlukan untuk kesejahteraan, seperti makanan, air, perumahan, sanitasi, pendidikan, dan perawatan kesehatan (kebutuhan dasar tidak dipenuhi)
  • Kemiskinan relatif: mengacu pada kurangnya sumber daya material dan ekonomi dibandingkan dengan beberapa penduduk lainnya.

b. Faktor yang mempengaruhi kemiskinan

1)Faktor Biologis, Psikologis, Kultural

a)Kemalasan

b)Kemampuan intelektual dan pengetahuan rendah

c)Penyakit fisik dan mental

d)Kelemahan fisik/cacat

e)Kurangnya ketrampilan

f)Pemborosan

g)Demoralisasi

Kemiskinan kultural: kemiskinan yang muncul sebagai akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dan sebagainya.

Ciri dari kemiskinan kultural ini adalah masyarakat enggan mengintegrasikan dirinya dalam lembaga-lembaga utama, sikap apatis, curiga, terdiskriminasi oleh masyarakat luas.

2)Faktor struktural

Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur masyarakat, tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

Ciri-ciri kemiskinan struktural:

  • Tidak adanya mobilitas sosial vertikal
  • Muncul ketergantungan yang kuat dari pihak yang miskin terhadap kelas sosial ekonomi di atasnya

Contoh kelompok yang miskin secara struktural:

  • Petani yang tidak memiliki tanah
  • Pedagang kaki lima, kaum buruh dan migran
  • Para penghuni pemukiman kumuh

2. Kriminalitas

Kriminalitas merupakan suatu tindakan yang melanggar norma dan peraturan yang berlaku di masyarakat.

Kriminalitas/kejahatan merupakan perilaku yang merugikan orang lain dan melanggar hukum, baik direncanakan ataupun tidak direncanakan. Yang termasuk dalam tindakan kriminal adalah pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakan ini biasanya mengakibatkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh, bahkan kehilangan nyawa (masuk kedalam KUHP/ Kitab Undang-undang Hukum Pidana).

Bentuk-bentuk Kejahatan

  1. Kejahatan kerah putih (white collar crime): kejahatan yang mengacu pada kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contoh: korupsi, kolusi.
  2. Kejahatan kerah biru (blue collar crime): kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang golongan rendah. Contoh: mencuri jemuran, sandal di masjid dan sebagainya.
  3. Kejahatan tanpa korban (crime without victim): kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain. Contoh: berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
  4. Kejahatan terorganisir (organized crime): pelaku kejahatan merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contoh: komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
  5. Kejahatan korporat (corporate crime): jenis kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan kerugian. Contoh: suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.

Kejahatan kerah putih (white collar crime) merupakan bentuk penyalahgunaan jabatan.

Pada umumnya, skandal kejahatan kerah putih sulit dilacak karena dilakukan pejabat yang punya kuasa untuk memproduksi hukum dan membuat berbagai keputusan vital.

Kejahatan kerah putih terjadi dalam lingkungan tertutup, misalnya perusahaan atau pemerintahan.

Faktor pendorong timbulnya kejahatan

  • Terjadi perubahan sosial, ekonomi, politik, seperti perang dan bertambahnya pengangguran
  • Pemerintah yang korup sehingga mendorong orang pencari kesempatan untuk berbuat kejahatan
  • Masalah kependudukan dan kesulitan ekonomi
  • Pengembangan sikap mental yang keliru, misalnya ambisi yang berlebihan untuk menaikkan status membuat orang melakukan suap
  • Kurangnya model (teladan) dan orang yang dituakan (senior)

Penanggulangan Tindak Kriminal

  1. PREVENTIF: Tindakan pencegahan sebelum terjadi kejahatan. Contoh: imbauan, penyuluhan
  1. REPRESIF: Pengendalian sosial setelah terjadi pelanggaran. Contoh: hukuman penjara atau rehabilitasi bagi pengguna narkoba

3. Kesenjangan Sosial-Ekonomi

Setiap masyarakat selalu ditandai dengan adanya kesenjangan. Kesenjangan artinya tidak seimbang, tidak simetris, atau berbeda. Kesenjangan membawa dampak pada kesenjangan sosio-ekonomi dan stratifikasi sosial. Kesenjangan sosio-ekonomi mencakup kemiskinan dan kesejahteraan. Stratifikasi sosial mencakup kesenjangan politik dan budaya

Faktor penyebab kesenjangan sosial ekonomi:

  1. Menurunnya pendapatan perkapita akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi peningkatan produktivitas
  2. Ketidakmerataan pembangunan antardaerah sebagai akibat kebijakan politik dan kekurangsiapan SDM
  3. Rendahnya mobilitas sosial, akibat sikap mental tradisional yang kurang menyukai persaingan dan kewirausahaan.
  4. Adanya pencemaran lingkungan alam

Sikap dan perilaku yang sesuai untuk mengatasi kesenjangan sosial ekonomi:

  1. Hidup sederhana sesuai kebutuhan
  2. Peduli dengan masyarakat yang kurang mampu dengan menciptakan pekerjaan bagi mereka
  3. Meningkatkan pengetahuan untuk menguasai IPTEK
  4. Menghargai kreativitas dan hasil karya orang lain

Upaya mengatasi kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat

  1. Memberikan kesempatan kepada masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan yang layak
  2. Menciptakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya
  3. Adanya pemerataan pembangunan di daerah-daerah

D. Dampak Masalah Sosial di Masyarakat

  1. Meningkatnya angka kriminalitas
  2. Adanya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin
  3. Adanya perpecahan kelompok
  4. Munculnya perilaku menyimpang
  5. Meningkatnya pengangguran

E. Pemecahan Masalah Sosial di Masyarakat

Untuk mengatasi masalah sosial perlu perubahan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dampak perubahan yang positif diharapkan dapat menghasilkan kondisi yang sejahtera

Upaya pemecahan masalah sosial:

  1. Pemecahan masalah berbasis negara

Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan masalah sosial adalah melalui kebijakan sosial

Contoh:

  • Mendirikan sekolah dengan biaya murah, KJP
  • Pengobatan gratis, KJS, BPJS kesehatan
  • Melakukan penertiban kendaraan bermotor

2. Pemecahan Masalah Berbasis Masyarakat

  1. Mengembangkan sistem sosial yang kondusif
  2. Memanfaatkan modal sosial
  3. Memanfaatkan institusi sosial

Bagi negara berkembang, usaha untuk mengatasi masalah sosial adalah dengan pembangunan

Dalam pembangunan harus memiliki tujuan:

1.Dapat memperbaiki kehidupan masyarakat

2.Melindungi warga masyarakat dari tindakan penindasan dan kesengsaraan

3.Dapat memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

http://www.yustinasusi.wordpress.com

Sociology Wall

Menurut Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial.  Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan menjadi baik jika dia tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Menurutnya, manusia harus hidup dalam masyarakat.

Istilah ‘sosiologi’ pertama kali digunakan oleh   Auguste Comte (1798-1857). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah.

Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam  gejala-gejala sosial. Misalnya, antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, serta masyara-  kat dan politik.

žAuguste Comte, filsuf Prancis, melihat perubahan-perubahan dalam masyarakat tidak hanya positif, tetapi juga negatif, misalnya konflik dalam masyarakat

ASAL USUL ISTILAH SOSIOLOGI

Istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin dan Yunani.

Asal katanya adalah socius dan logos.

Socius (bahasa Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat.

Logos (bahasa Yunani) berarti kata atau berbicara

Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu  yang mempelajari tentang masyarakat.

žOBYEK SOSIOLOGI : MASYARAKAT

Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal berikut.

  1. hubungan timbal balik antara manusia satu dan manusia lainnya;
  2. hubungan antara individu dan kelompok;
  3. hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya; dan
  4. proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.

Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan

  1. Sosiologi bersifat empiris. Sosiologi tidak spekulatif dan hanya menggunakan akal sehat.
  2. Sosiologi bersifat teoretis. Sosiologi berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi.
  3. Sosiologi bersifat kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang telah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas, dan memperhalus teori-teori lama.
  4. Sosiologi bersifat nonetis. Sosiologi tidak mencari baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Itulah sebabnya para sosiolog tidak bertugas untuk mengomentari dan menilai baik buruknya tingkah    laku sosial suatu masyarakat.

A. FUNGSI SOSIOLOGI DALAM PERENCANAAN SOSIAL

Perencanaan sosial merupakan kegiatan untuk mempersiapkan masa depan individu di masyarakat

Tujuan: mengatasi kemungkinan munculnya masalah-masalah saat terjadinya perubahan

Perencanaan sosial bersifat antisipatif, maksudnya: bersifat mencegah, mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin terjadi.

Syarat Perencanaan sosial yang efektif:

1.Adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu sistem ekonomi

2.Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik

3.Adanya sikap baik terhadap usaha-usaha perencana-an sosial

4.Adanya pimpinan ekonomis dan politik yang progresif

(Ogburn dan Nimkoff)

Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial:

1.Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perubahan yang terjadi di masyarakat

2.Perencanaan disusun atas dasar kenyataan yang faktual

3.Perencanaan sosial digunakan untuk mengantisipasi berbagai masalah yang timbul di masyarakat

4.Perencanaan sosial sebagai alat untuk mengetahui     perkembangan masyarakat, sehingga dapat meng-   himpun kekuatan sosial di masyarakat

5.Sosiologi memahami perkembangan masyarakat , baik desa maupun kota, sehingga proses penyusunan perencanaan sosial dapat dilakukan.

B. FUNGSI SOSIOLOGI DALAM PENELITIAN

Penelitian: suatu usaha untuk meningkatkan ilmu

Dalam sosiologi, penelitian berguna untuk memberikan gambaran mengenai kehidupan masyarakat.

Kegiatan penelitian dalam sosiologi, biasanya mengkaji berbagai gejala yang ada di masyarakat.

Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik.

Dari data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian  suatu masalah sosial, seperti cara untuk  mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran, maupun meningkatkan rasa solidaritas antarwarga yang semakin memudar.

Fungsi Sosiologi dalam penelitian sosial:

1.Untuk mempertimbangkan berbagai gejala sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat

2.Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat

3.Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional

4.Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota masyarakat

5.Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai  istilah yang menjadi obyek penelitian.

Jenis-jenis penelitian dalam sosiologi

1.Penelitian Murni

Memiliki tujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis

Kelebihan: dapat dijadikan sebagai dasar kebijakan dalam memecahkan masalah

Kelemahan: penelitian ini membutuhkan waktu yang trelatif lama dan biaya yang banyak

2. Penelitian yang Terpusat Pada Masalah

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari  fenomena sosial, perlu melakukan penelitian untuk     memahami fenomena tersebut.

Penelitian sosial yang dilakukan dapat memberi solusi untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah   yang timbul dalam perkembangan teori.

3. Penelitian Terapan

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat

Penelitian ini membutuhkan waktu lama, bersifat praktis, dan dapat digunakan dalam jangka waktu pendek.

C. FUNGSI SOSIOLOGI DALAM PEMBANGUNAN

Pembangunan adalah perubahan yang dilakukan dengan terencana dan terarah.

Proses pembangunan bertujuan untuk meningkatkan  taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual maupun material.

Dalam pembangunan, Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap  perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan.

Tahap-tahap dalam Pembangunan:

1.Tahap Perencanaan

Untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, sehingga memerlukan data-data yang relatif lengkap, yang meliputi:

a.Pola interaksi sosial

Interaksi sosial: hubungan timbal balik antara individu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok lain.

b.Kelompok sosial

Kelompok sosial: merupakan kesatuan orang-orang yang saling berinteraksi dan memiliki kesadaran dalam satu ikatan.

c.Lembaga sosial

Lembaga sosial: sekumpulan norma yang berfungsi untuk melaksanakan aktivitas masyarakat, dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat khusus. Ada 5 lembaga sosial utama dalam masyarakat:

  • Lembaga keluarga
  • Lembaga pendidikan
  • Lembaga ekonomi
  • Lembaga politik
  • Lembaga agama

Fungsi lembaga sosial adalah :

  1. Menjaga keutuhan masyarakat
  2. Menjadi pedoman sistem pengendalian sosial
  3. Menjadi pedoman dalam bertingkah laku untuk menghadapi masalah sosial

d.Stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial adalah pembagian kelompok sosial dalam susunan yang bertingkat-tingkat.

kelas sosial 1

2.Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan perlu diadakan pengawasan terhadap kekuatan sosial dan perubahan sosial di masyarakat. Caranya adalah dengan mengadakan penelitian terhadap pola kekuasaan  dan wewenang yang ada di masyarakat dan melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi.

3.Tahap Evaluasi

Dalam tahap ini, dilakukan analisis dampak sosial  pembangunan. Keberhasilan pembangunan hanya dapat dinilai melalui evaluasi. Dalam tahap ini juga dapat diidentifikasikan terjadinya kekurangan dan kemunduran. Melalui evaluasi dapat dilakukan perbaikan, penambahan, dan peningkatan ke arah yang lebih baik.

D. FUNGSI SOSIOLOGI DALAM PEMECAHAN MASALAH SOSIAL

Masalah merupakan keadaan yang dianggap sebagai  suatu kesulitan yang perlu diselesaikan. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah sosial yang ada di masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai dan lembaga kemasyarakatan. Disebut masalah sosial karena dapat mengganggu       keharmonisan di masyarakat. Oleh karena itu masalah sosial harus ada pemecahan- nya agar tercipta kestabilan dan keharmonisan di masyarakat.

Metode pemecahan masalah sosial ada 3 (tiga):

1.Metode antisipatif: tindakan yang sifatnya mencegah, serta mempersiapkan untuk sesuatu yang mungkin terjadi.

2.Metode Represif: tindakan agar membuat jera pelaku pelanggaran.

3.Metode Restitusif: tindakan yang berupa pemberian   penghargaan/reward kepada seseorang yang menaati hukum.

Beberapa gejala sosial yang dianggap sebagai masalah sosial:

1.Kemiskinan

2.Kesenjangan sosial

3.Masalah kependudukan

4.Disorganisasi keluarga

5.Kenakalan remaja

6.Masalah lingkungan sekitar